Kadang-kadang orang tua dan guru ingin siswa selalu nyaman. Menurut Bobby De Porter (2005) dalam buku Quantum Learning bahwa belajar akan optimal bila berada dalam keadaan nyaman dan menyenangkan. Akhirnya diciptakanlah situasi yang nyaman dan menyenangkan. Dampaknya, bila siswa berada dalam situasi tidak nyaman dan tidak  menyenangkan siswa tidak bisa belajar. Jadi, siswa hanya bisa belajar apabila situasinya menyenangkan. Padahal, harus dibiasakan apakah keadaan nyaman atau tidak nyaman, siswa tetap harus belajar. Di sinilah pentingnya AQ bagi siswa.
Dapat disimpulkan bahwa orang tua dan guru tidak perlu terlalu memanjakan anak dengan keadaan yang  terbiasa dalam zona aman dan nyaman. Berikan kesempatan anak menyelesaikan persoalan sendiri sehingga mereka akan lebih dewasa dan lebih cerdas dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Biarkan mereka berkembang secara seimbang baik IQ, EQ, SQ, maupun AQ. Jadi selain keterampilan dan intelegensi, emosi, dan spiritual, kita dukung juga berkembangnya keterampilan dan kecerdasan adversity atau ketangguhan. Dengan demikian, ke depan akan lahirlah generasi yang tangguh dan sukses menghadapi segala tantangan.
BAHAN BACAAN DAN REFERENSI
Agustian, Ary Ginanjar & Ridwan Mukri. 2007. ESQ for Teens. Jakarta: Agra Publishing
DePorter, Bobby. 2005. Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa
Nasution, Ade Rahma Putri. 2020. Dinamika Psikologi Adversity Quotient pada anak dengan  Orang Tua OSD (Scizofren). Artikel Journal Psikologi, FPSB UII Yogyakarta. (hlm.3-7)
Stolt, Paul G. 2005. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (Terj. T. Hermaya; Ed. Yovita Hardiwati). Cetakan Keenam. Jakarta: PT Grasindo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H