Mohon tunggu...
Sri Kuala
Sri Kuala Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Musuhmu Adalah Sahabat Sejatimu

20 Agustus 2016   11:49 Diperbarui: 21 Agustus 2016   07:07 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak punya musuh, rasa- rasanya semua orang pasti punya, baik itu musuh yang terlihat langsung ataupun tidak. Acapkali kita menyadari banwa musuh adalah orang yang menyeballkan, tapi tak bisa dipungkiri si musuh malah sering ada di fikiran kita daripada teman atau sahabat-sahabat kita. Musuh biasanya timbul karena berbagai macam sebab salah satunya adalah karena tidak suka atau tidak senang melihat kelebihan seseorang. 

Musuh yang terlihat langsung biasanya terlihat dari sikap dan perilakunya terhadap kita, hal ini sangat menguntungkan, karena dengan kita melihat langsung maka kita bisa mengantisipasinya dengan cara menghindarinya. Berbeda dengan musuh yang tidak terlihat langsung kita tidak bisa menghindari dan mengantisipasinya agar tidak terjadi pertikaian. Beruntunglah orang- orang yang  mempunyai musuh karena berarti orang tersebut adalah orang yang mempunyai kelebihan dari pada orang lain, yang membuat orang lain iri karena kelebihan tersebut baik itu karena kepintaran, kecantikan, kepopuleran dan kekayaan.

Siapakah musuh yang tidak terlihat langsung ? ... Meraka biasanya adalah orang yang kita kenal baik selama ini. Logikanya tidak mungkin orang yang tidak kita kenal menjadi musuh kita bukan. Biasanya mereka memendam sesuatu terhadap kita yaitu rasa tidak suka atau rasa iri karena kelebihan- kelebihan kita juga. Musuh seperti ini tidak akan kita sadari, sampai pada titik tertentu....bahwa ternyata selama ini musuh yang tidak terlihat langsung ini memendam rasa yang tidak suka sebegitu  lamanya tapi sangat pandai menutupinya.

Bagaimana cara mengantisipasinya agar tidak terjadi pertikaian? Pada suatu waktu tertentu entah itu di sengaja atau tidak, kita pasti menyadarinya. Baik terlihat langsung ataupun tidak. Ada perbedaan di mata dan air mukanya ketika bertatapan langsung ke arah kita sesaat setelah si musuh ini melakukan hal yang ternyata tidak mensupport atau melindungi kita pada saat kita sangat membutuhkan itu, kadang mereka malah menyerang kita dari belakang.

 Apakah kita harus marah dan kesal terhadap musuh seperti ini, rasanya tidak perlu karena jika marah maka secara otomatis mereka langsung pergi dan tidak akan mau berteman lagi dengan kita, karena rasa malu yang sangat dalam dan kita akan kehilangan teman. Solusinya adalah, tetap besikap baik terhadap mereka, hindari konflik, jika perlu pada saat itu kita bersikap super baik terhadap mereka dengan memberikan perhatian yang berlebihan, dengan demikian biasanya mereka menjadi sangat malu. Saking malunya sampai-sampai  pada saat berbicara,  meraka tidak berani menatap mata kita.

Musuh yang terlihat nyata, inilah yang sebenarnya teman sejati kita ( menurut saya lho hehehehe), karena merekalah orang yang paling setia setiap saat yang selalu memperhatikan kita, baik itu gerak -gerik, langkah dan kegiatan sehari- hari , tidak bisa di pungkiri musuh seperti ini dari kejauhan melihat kita hanya dengan ekor matanya saja tanpa ada sedikit senyum. Karena terlihat nyata sekali maka kita pun bisa langsung bersikap antisipasi tidak dengan melawannya tapi tentunya dengan berbuat yang lebih baik lagi, karena secara tidak langsung musuh yang terlihat nyata ini adalah " kritikus yang paling jujur"  yang ada di dalam kehidupan kita. 

Ruginya kalau kita tidak mempunyai musuh adalah, tidak ada yang mengkritik kita setajam itu sehingga kita merasa baik-baik saja dan tidak berusaha untuk menjadi lebih dan lebih baik lagi. Untuk musuh yang tidak tidak terlihat secara langsung, rasa- rasanya kita semua pasti mempunyainya, sadar ataupun tidak. Mereka adalah teman yang dekat dengan kehidupan kita yang tidak bisa kita hindari, antisipasinya, hindari berteman terlalu akrab dan intens, karena hal ini akan semakin sering teman kita melihat kelebihan - kelebihan kita yang membuatnya semakin tersaingi ( ini juga menurut pendapat saya ).

Sayangnya saya mempunyai musuh secara langsung hanya pada saat di Sekolah dan pada saat itu saya malah melawannya sehingga terjadi konflik ( konflik tidak dalam bentuk fisik tentunya ) masih Sekolah pastilah belum dewasa untuk menyikapi suatu masalah, kita masih "di kuasai oleh emosi. " untungnya saat ini kami sudah menjadi teman baik walau jarang bertemu karena berbeda tempat tinggal. Saat ini dimana kita sudah bisa menguasai emosi, malah tidak mempunyai musuh secara langsung....hehehehe. Musuh yang kelihatan adalah orang no 1 yang membuat kita menjadi sukses, sedangkan musuh yang tidak kelihatan adalah teman yang setiap saat bisa membuat kita jatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun