Negeri kita, Indonesia merupakan sebuah karunia yang sangat besar dari Sang Pencipta. Dalam kebinekaan ini terdapat nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kebhinekaan yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda. Setiap kelompok etnis, agama, dan budaya memiliki keunikan dan kontribusi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk menghargai dan merayakan perbedaan yang ada di antara kita. Ratusan bahasa daerah, budaya, adat istiadat, filosofi lokal, berbagai agama dan kepercayaan serta berbagai macam suku dan ras namun tetap kita ada dalam satu kesatuan yang sama.
Suka atau tidak suka, moderasi yang terjadi di Indonesia menjadi syarat mutlak terciptanya keseragaman dalam berbangsa. Kita tidak bisa memungkiri bahwa pasti ada saja fanatisme. Entah fanatisme dalam suku, bahasa, atau beragama yang dapat menjadi faktor utama penyebab perpecahan di negara kita. Faktor tersebut dapat dihilangkan apabila kita bisa saling toleransi, saling menghormati antara sesama, tidak berlebih-lebihan dalam segala hal.
3. Damai Dimulai Dari Diri
Mulailah dari diri sendiri, menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Kita dapat hidup damai dan terbebas dari rasa iri maupun dengki terhadap sesama manusia. Berdamai dengan diri sendiri juga penting agar kita dapat selalu berpikiran positif dan dapat menghargai pilihan hidup yang dijalankan oleh orang lain.Â
Pada sesi ini dosen meminta mahasiswa PPG menumbuhkan rasa percaya diri dan self love pada diri . Dosen juga membagikan tips untuk membangun semangat. Sebagai contohnya; berterimakasih pada diri sendiri untuk hal-hal baik yang sudah berhasil dilakukan, ini tidak hanya berlaku untuk hal besar saja, tetapi dimulai dari hal-hal sederhana seperti terimakasih pada diri sendiri karena sudah bisa bangun tidur dengan sehat dan tersenyum di pagi hari, merapikan tempat tidur, berdoa, dan sebagainya. Merangsang afirmasi positif dalam diri bermanfaat untuk menumbuhkan pikiran yang positif juga dan diharapkan dapat memberikan afirmasi positif pada peserta didik yang diajar kelak, karena "Mencintai orang lain, Mencintai pekerjaan sebagai seorang guru, dimulai dengan Mencintai diri sendiri."
4. Sekolahku Yang Bhineka
Salah satu langkah utama dalam menerapkan wawasan kebangsaan global di sekolah Bhineka adalah integrasi kurikulum Bhineka dalam pembelajaran. Kurikulum ini dirancang untuk mencakup aspek-aspek keberagaman, termasuk pemahaman tentang budaya, sejarah, dan kontribusi berbagai suku bangsa di Indonesia. Melalui mata pelajaran ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang keanekaragaman bangsa, tetapi juga dibekali dengan kemampuan untuk mengaplikasikan nilai-nilai kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya memahami bahwa setiap warga negara memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Di topik ini kita diajarkan bahwa di lingkungan sekolah memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan setiap warga sekolah hendaknya saling menghargai dan mengapresiasi perbedaan yang ada
Selain itu, pendidikan juga memainkan peran penting dalam membangun kebinekaan dan kedamainan di masyarakat. Sekolah Bhineka (Sekolahku yang Bhineka) memberikan contoh praktis bagaimana menerapkan nilai-nilai toleransi di sekolah atau kelas dalam bentuk program kebinekaan. Program-program seperti ini membantu siswa untuk belajar tentang keberagaman dan menghargai perbedaan, serta merangkul semua siswa tanpa pandang bulu.
5. Sekolahku Yang Damai
Pentingnya kesadaran kita dalam menanamkan rasa toleransi antar manusia sejak usia dini, terutama di lingkungan sekolah. Sekolah merupakan tempat setiap anak untuk tumbuh belajar dan bersosialisasi dengan orang lain, di lingkungan sekolah juga dapat diaplikasikan wujud toleransi yang sebenarnya sejak dini agar setiap siswa dapat mengerti tentang pentingnya toleransi demi kedamaian di lingkungan sekolah. Kita juga harus mengakui dan menghargai perbedaan individu. Setiap individu memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Sebagai individu, kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain dan merasa rendah diri atau merasa lebih dari orang lain. Kita harus memahami bahwa keberagaman individu adalah hal yang wajar dan harus dihargai. Kita dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
Setelah mengikuti diklat pada topik Wawasan Kebangsaan Global (WKG) ini, adalah saya mengerti tentang dimensi budaya damai di sekolah yang dikembangkan pada program sekolah diantaranya:
- kedamaian dan anti kekerasan (peace and non-violence),
- hak asasi manusia (human rights),
- demokrasi (democracy),
- toleransi (tolerance),
- pemahaman antar bangsa dan antar budaya (international and intercultural understanding),
- serta pemahaman perbedaan budaya dan bahasa (cultural and linguistic diversity).
Untuk mencapainya maka dibutuhkan 3K (Keteladanan, Kolaborasi, dan Kontribusi) dari semua pemangku kepentingan dengan mempertimbangkan Ancaman meliputi permasalahan dari eksternal, Rintangan meliputi permasalahan dari internal dibanding kapasitas yang terdiri kesadaran, kebijakan, fasilitas dan praktik baik dilingkungan sekolah. Untuk menjaga kedamaian sekolah, kita harus meningkatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan.