Mohon tunggu...
Srijembarrahayu
Srijembarrahayu Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Mencintai Indonesia sepenuh hati

Mengabadikan keelokan Indonesia dari sekitar rumah, sebab tak ada yang tak indah di nusantara! Catatan perjalanan lainnya dituliskan di jelajahsuwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bukit Kasih Kanonang, Sejatinya "Wonderful Indonesia"

10 Desember 2018   08:16 Diperbarui: 10 Desember 2018   08:45 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIMBOL TOLERANSI

Kami berada dalam pendakian menaklukkan lebih kurang 2400 anak tangga. Padahal matahari baru saja bersinar ceria, tak ada mendung tiba-tiba berganti hujan. Demikianlah Manado selalu semarak di segala suasana. Ya cuacanya, ya bentang alamnya, makanannya, budayanya, juga orang-orangnya. Bagiku Manado sangat sesuai dengan julukan land of smiling people. Orang-orang Manado pada dasarnya memang hangat dan "welcome" pada pendatang. Tak heran, Manado termasuk kota yang relatif aman dan sangat toleran.

Adalah sebuah bukit di kaki Gunung Soputan yang mengangkat toleransi dalam wujud simbolik. Bukit kasih namanya. Secara administratif berada di Desa Kanonang, Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Lokasi ini  bisa ditempuh sekitar satu setengah jam berkendara dari pusat kota Manado. Bukit Kasih dibuka sebagai tempat wisata bagi umum.

Sebagai tujuan akhir, di puncak Bukit Kasih nan damai, berdiri 5 tempat ibadah: Mesjid, Gereja Katolik, Gereja Kristen, Vihara dan Pura. Kelima tempat ibadah berdampingan satu dengan yang lain. Tak jauh dari pintu masuk, kita akan disambut oleh Tugu Toleransi setinggi 22 meter. Tugu ini memiliki dasar segi lima, di mana di setiap sisinya terukir simbol dan kutipan ayat kitab suci dari agama-agama yang ada di Indonesia. Bukit Kasih ingin memperlihatkan di negeri ini "torang samua basudara", kita semua bersaudara. Itulah sejatinya Indonesia, masyarakat cinta damai yang harmonis dalam keragaman. 

Logo Wonderful Indonesia/kemenpar
Logo Wonderful Indonesia/kemenpar
WONDERFUL INDONESIA

Hal ini senada dengan jenama (brand) Wonderful Indonesia yang menampilkan simbol Burung Garuda dalam semburat lima warna yang dinamis. Hijau melambangkan zamrud khatuliswa, biru laut mewakili negara kepulauan terbesar dunia, sementara jingga, ungu dan magenta menyimbolkan keanekaragaman dan kebhinekaan Indonesia. Pesona Indonesia sesungguhnya tercipta dari keanekaragaman yang dijaga dengan semangat kebhinekaan yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia.

Kelima warna burung Garuda tersebut mengejawantahkan pula Pancasila sebagai ideologi negara. Selain itu Kementerian Pariwisata dalam buku panduan jenama resmi-nya merujuk pada lima pilar komunikasi tematik pesona. Kelima pesona meliputi: Pesona Alam (Natural wonders), Pesona Budaya (Cultural wonders), Pesona Petualangan (Adventurous wonders), Pesona Cita Rasa Indrawi (Sensory wonders), dan Pesona Kekinian (Modern wonders). Semua pesona ini disatukan dalam Dunia Pesona (World of Wonders), yaitu INDONESIA.

5 Tempat Ibadah berdiri berdampingan di Bukit Kasih Kanonang/dokpri
5 Tempat Ibadah berdiri berdampingan di Bukit Kasih Kanonang/dokpri
MENUJU PUNCAK BUKIT KASIH

Untuk mencapai puncak Bukit Kasih, kita akan dihadapkan pada medan yang menantang. Ada dua pilihan jalur treking. Sebelah kanan adalah jalur pendakian melalui rute jalan salib umat Katolik. Jalur ini menyajikan ribuan anak tangga yang curam, bersebelahan dengan jurang kawah belerang. Perdu gunung tumbuh tak beraturan di sepanjang jalan. Sedangkan jalur sebaliknya lebih landai, ramah pengunjung.

Dengan medan seperti ini, pastikan memakai alas kaki yang nyaman untuk treking. Apalagi Manado sering hujan tiba-tiba, jalur menjadi licin saat mendaki. Pastikan juga dalam keadaan sehat prima, kalau memulai dari rute jalan salib, napas cukup kembang kempis dibuatnya . Jangan lupa selalu bawa persediaan air minum, tidak ada orang jualan di jalur sempit ini. Ingat sampah bekas minumnya buang di tempat yang tersedia, jangan main asal buang ke semak-semak. Bila tak dapat merawat jangan mengotori. 

Toar dan Lumimu'ut, nenek moyang orang Minahasa/dokpri
Toar dan Lumimu'ut, nenek moyang orang Minahasa/dokpri
PESONA BUKIT KASIH

Hijau dan rimbunnya alam sekitar Bukit Kasih menjadi penawar lelah saat mendaki. Asap belerang sekali-kali terbawa angin. Di kawasan Bukit Kasih ini terdapat sumber air panas yang mengandung belerang. Merendam kaki di kolam air panas menjadi pilihan menyenangkan untuk menghilangkan pegal setelah turun naik ribuan tangga. Sumber air panas ini dimanfaatkan juga untuk merebus jagung dan telur. Kita bisa membelinya di area bawah.

Di dinding bukit terpahat Toar dan Lumimu'ut yang dipercaya sebagai nenek moyang suku Minahasa. Lumimu'ut dianugerahi kecantikan yang tak pudar oleh waktu. Ia tetap muda dan rupawan, sehingga Toar, seorang pemuda yang baru kembali dari pengembaraan jatuh hati padanya. Entah bagaimana mereka bisa terpisah dan tidak saling mengenali, namun alkisah mereka menikah dan melahirkan keturunan yang hingga kini dipercaya sebagai orang Minahasa.

Jalur pendakian Bukit Kasih Kanonang/dokpri
Jalur pendakian Bukit Kasih Kanonang/dokpri
MASIH MEMERLUKAN PERAWATAN

Sayang saat kami mendaki hujan turun begitu saja, karena membawa anak kecil berusia 2 tahun, perjalanan menjadi cukup tricky. Tidak ada fasilitas toilet di pendakian sekitar 40 menit itu. Untunglah di suatu sudut di dekat kawasan tempat ibadah ada warung kecil. Kami boleh menumpang ke kamar mandi dan rehat sejenak.

Tempat ibadah di puncak bukit juga saat itu tidak bisa dimasuki karena terkunci dan tidak ada penjaganya. Selewat saja kami melihat tempat wisata ini. Rasanya kawasan Bukit Kasih membutuhkan perawatan yang mumpuni agar lebih menarik bagi wisatawan.

Ketika akan mendaki, beberapa anak-anak lokal mengikuti. Mereka menjadi semacam pemandu hingga ke atas bukit. Tak ada salahnya ditemani, sebagai imbalannya kita bisa memberi mereka tips secukupnya.

Pemandangan selepas hujan dari Bukit Kasih Kanonang/dokpri
Pemandangan selepas hujan dari Bukit Kasih Kanonang/dokpri
Dari atas ketinggian Puncak Bukit Kasih, pemandangan berbalut kabut tipis ditambah aroma belerang membuat hari itu tak akan terlupakan. Sebuah harmoni dari kaki Gunung Soputan. 

Mari kita turut serta merawat Wonderful Indonesia. Menjadikan Indonesia sebagai rumah keragaman yang memberikan pengalaman berkesan bagi setiap mereka yang datang. Pernyataan jenama Wonderful Indonesia dapat kita hidupi dan banggakan: "Masyarakat Indonesia pecinta damai yang menyambut dengan tangan terbuka digabungkan dengan keindahan, kemenarikan, kekayaan, dan warna dari keagungan negara ini membuat Indonesia tidak hanya sebagai destinasi liburan yang hebat tetapi juga sebagai pengalaman sekali seumur hidup."

Semoga!

Sumber Referensi:

http://setkab.go.id/pesona-indonesiawonderful-indonesia-inspirasi-di-balik-jenama-pariwisata-indonesia/

https://www.indonesia.travel/gb/en/brand-guidance

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun