Mohon tunggu...
Sri Jayati Widjaya
Sri Jayati Widjaya Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas VI SD Negeri 07 Baya

sebagai seorang guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

16 Februari 2024   21:48 Diperbarui: 16 Februari 2024   22:09 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Permasalahan yang dialami oleh siswa di sekolah sering kali mengalami kesulitan belajar meski dengan proses belajar dan pembelajaran yang sangat baik. Hal tersebut ada faktor yang menyebabkan sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah yaitu dilingkungan yang kurang baik. permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus di tindak lanjuti, termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran sesuai apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Apabila para siswa tersebut belajar sesuai dengan kehendak sendiri dalam arti tanpa aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif. Apalagi tantangan kehidupan sosial dewasa ini semakin kompleks, termasuk tantangan dalam mengelola waktu. Dalam hal ini jika pengelolaan waktu berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan dengan disiplin maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses belajar dan pembelajaran yang dipadukan dengan aktifitas lain dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah kehadiran bimbingan dan konseling diperlukan untuk mendampingi mereka.

Tanggung jawab guru mapel adalah membantu peserta didik (siswa) agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Potensi pesrta didik yang harus dikembangkan bukan hanya menyangkut masalah kecerdasan dan keterampilan, melainkan menyangkut seluruh aspek kepribadian. Sehubungan dengan hal tersebut, guru mapel tidak hanya dituntut untuk memiliki pemahaman atau kemampuan dalam bidang belajar dan pembelajaran tetapi juga dalam bidang bimbingan dan konseling. Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru mapel yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru mapel harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Dengan memahami konsep-konsep bimbingan dan konseling, guru mapel diharapkan mampu berfungsi sebagai fasilitator perkembangan peserta didik, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, maupun mental spiritual.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa layanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan konseling. Kehadiran dan peran guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan agar layanan bimbingan dan konseling itu dapat berlangsung dengan baik dan dapat membuahkan hasil maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Pembahasan berikut akan mengurai tentang peran guru dalam penyelenggaraan bimgingan dan konseling di sekolah, peran kepembibingan guru dalam proses pembelajaran, dan teknik membantu siswa bermasalah.

  • Rumusan Masalah
  • Apa yang dimaksud dengan masalah kesulitan belajar siswa?
  • Bagaimana peran guru mapel dalam mengatasi masalah belajar siswa?
  • Bagaimana teknik guru mapel dalam mengatasi masalah belajar siswa?

  • Tujuan
  • Definisi dari masalah kesulitan belajar siswa
  • Peran guru mapel dalam mengatasi masalah belajar siswa
  • Teknik guru mapel dalam membantu siswa bermasalah dalam belajar

BAB II

PEMBAHASAN

  • Definisi Masalah Kesulitan Belajar Siswa

Menurut Surya (1998), kesulitan belajar siswa adalah suatu keadaan siswa kurang mampu menghadapi tuntutan yang harus dilakukan dalam proses belajar, sehingga proses dan hasilnya kurang memuaskan. Contoh-contoh kesulitan belajar ini adalah:

  • Dalam pelajaran Matematika semua siswa dapat menyelesaikan soal dalam waktu 45 menit. Akan tetapi, Nanda mengalami kesulitan belajar karena waktu yang diperlukan lebih panjang dibandingkan dengan tuntutan.
  • Budi harus mengerjakan soal, tetapi dia tidak bisa mengerjakan soal tersebut karena pengetahuan dasar yang diperlukan belum dikuasainya. Dengan demikian Budi mengalami kesulitan belajar siswa karena tidak memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan.
  • Beberapa bulan yang lalu Yuliana mengalami kecelakaan dimana kakinya patah tulang dan mendapatkan kecacatan seumur hidup. Yuliana akan mengalami kesulitan belajar pada saat dia melakukan mata pelajaran Olahraga; lompat jungkit, lompat jauh, lari, dll.

Kesulitan belajar adalah suatu gagasan pada satu atau lebih proses psikologis dasar meliputi: pemahaman atau penggunaan bahsasa secara lisan dan tertulis yang mungkin termanifestasikan dalam kemampuan tidak sempurna dalam mendengar berpikir, mendengar, berbicara, menulis, membaca, mengeja, atau untuk mengerjakan perhitungan matematik. Termasuk dalam pengertian ini adalah kondisi hambatan perseptual, kerusakan otak, disfungsi otak minimal, disleksia (kesulitan membaca), aphasia (gangguan fungsi bicara). Tidak termasuk kondisi ini adalah anak-anak yang mengalami problem belajar dengan penyebab utama: kecacatan dalam pendengaran, penglihatan, hambatan, motorik, keterbelkangan mental, gangguan emosi, masalah lingkungan, masalah budaya atau masalah ekonomi (U.S Office of Education)

B.  Peran Guru dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan konseling (guru BK) melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran di bawah koordinasi guru bimbingan dan konseling. Sekalipun tugas dan tanggung jawab utama guru kelas maupun guru mata pelajaran adalah menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran, bukan berarti dia sama sekali lepas dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru kelas dan guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisiensi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, bahkan dalam batas-batas tertentu guru kelas maupun guru mata pelajaran dapat bertindak sebagai pembimbing (konselor) bagi siswanya. Salah satu peran yang harus dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang dibimbingnya. Lebih jauh, Makmun (2003) menyatakan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun