Mohon tunggu...
Sri IntanRezeki
Sri IntanRezeki Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Teh Tradisional Jatiluwih Khas Bali

22 Februari 2022   13:57 Diperbarui: 22 Februari 2022   14:04 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 TABANAN BALI,  - Menikmati secangkir teh beras merah di atas pegunungan menjadi salah satu pilihan wisatawan. Ratusan wisatawan dari mancanegara berkunjung ke desa Jatiluwih hanya sekedar menikmati teh khas desa Jatiluwih serta melihat hamparan sawah yang sangat indah tertata dengan tanaman padi. Tak heran desa Jatiluwih ini pun dijadikan obyek wisata alam dengan terasering pesawahan serta air terjun yang mengalir dari atas pegunungan.

Selain dijadikan obyek wisata, dibalik keindahan alamnya ternyata Desa Jatiluwih memiliki potensi penghasil beras merah terbaik dan satu-satunya hanya ada di bali yaitu potensi teh beras merah, yang memiliki luas lahan sekitar 200 Hektare lebih. Beras merah dipercaya memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi, menjadi pilihan masyarakat untuk dijadikan minuman teh kesehatan.

Seorang praktisi ayur weda Dr. I Nyoman Sridana S.Kes. H, M.Si mengatakan bahwa teh beras merah mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan serta kaya akan Vitamin D, Zat Besi, dan serat yang bagus untuk diet karena dapat mengenyangkan perut. Selain itu teh beras merah ini pun bisa menjaga kesehatan tulang, kulit serta mampu menjaga keseimbangan gula darah yang dimana banyak sekali terdapat vitamin yang terkandung di dalamnya.

Dalam proses pembuatan teh beras merah Salah seorang petani Jatiluwih yaitu Krishna yang sudah mulai sejak tahun 2010 memproduksi beras merah mengatakan bahwa Dalam aktivitas pertaniannya petani Jatiluwih masih mempertahankan adat istiadat yang berlaku secara turun-temurun. Seperti Upacara Keagamaan, mulai dari Proses Penanaman padi hingga menjadi Beras Merah. Beras merah yang dikonsumsi menjadi nasi dengan teh beras merah berbeda proses penggilingannya. Pada beras merah yang dikonsumsi menjadi nasi dilakukan 3 kali penggilingan sedangkan untuk teh beras merah dilakukan 2 kali penggilingan dengan warna merah pekat yang masih terdapat ari-ari berasnya.

Setelah padi lokal merah cendana di panen, kemudian dilakukan beberapa proses mulai dari penjemuran di tengah terik matahari dengan waktu sekitar 3-4 jam. Apabila cuaca sedang tidak bersahabat maka dilakukan pengeringan dengan alat pemanas yang dibuat secara tradisional. Proses pembuatan teh beras merah sangat mudah sekali. Setelah teh beras merah di sangrai sekitar 10-15 menit. Dalam menghidangkan teh beras merah tersebut dengan cara merendamnya dengan air panas sekitar 2-5 menit dan teh siap untuk diseduh.  

Untuk mendapatkan hasil beras merah yang maksimal, Panen raya di desa jatiluwih dilakukan dalam 2 kali dalam setahun. Pertama kali dilakukan pada awal bulan juni dan dilakukan penanaman kembali pada bulan juli dan agustus lalu dilanjutkan panen kedua yang dilakukan pada awal bulan desember yang dilanjutkan penanaman kembali pada bulan januari hingga februari.

Untuk masuk kelokasi tersebut Tarif tiket masuk yang dikenakan sangat terjangkau. wisatawan domestic dikenakan tarif senilai Rp.15.000 dan untuk wisatawan asing dikenakan tarif Rp.40.000. Dengan biaya yang cukup murah anda sudah bisa menikmati pemandangan terasering persawahan serta menikmati teh beras merah jatiluwih.

Oleh : Sri Intan Rezeki, 22 Februari 2022/14.50 WITA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun