Mohon tunggu...
Sri IntanRezeki
Sri IntanRezeki Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Money

Rendahnya Pendidikan dan Pekerjaan yang Mengakibatkan Kemiskinan di Kota Padangsidimpuan

24 Maret 2021   03:29 Diperbarui: 25 Maret 2021   10:40 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Keadaan Permukiman Warga yang terletak di Kota Padangsidimpuan

Padangsidimpuan, Sumatera Utara - Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks. Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan dan konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan, ketidak berdayaannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta berbagai masalah yang berkenaan dengan pembangunan manusia. keadaan warga di kota Padangsidimpuan masih banyak yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata sehingga terkadang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan biaya sekolah anaknya.

Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Dalam pembahasan tersebut keterkaitannya dengan SDGs terdapat pada point yang kesatu yaitu mengakhiri kemiskinan dimanapun dan dalam semua bentuk, dimana tujuan SDGs point kesatu ini adalah menghapus kemiskinan ekstrim (penduduk di bawah garis kemiskinan).

Keresahan warga akibat minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk pendidikan yang tidak lulus SMA. Setiap harinya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, yang dimana apabila tidak bekerja maka tidak mampu untuk melangsungkan kehidupannya.

Pak RM 65 Tahun, Seorang kepala keluarga yang bekerja sebagai kuli bangunan, yang setiap harinya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tetapi setelah di usia tua, beliau sudah tidak menjalankan pekerjaannya sebagai kuli bangunan karena sudah tidak sanggup lagi mengangkat beban berat.

 Keadaan Pak RM yang sudah tua rentan dengan muka yang sangat berkeriput dan badan membungkuk tidak sanggup lagi untuk mencari nafkah, yang dimana anak dan istrinya lah yang menggantikan beliau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istrinya bekerja hanya sebagai pembantu rumah tangga dan anaknya yang memiliki pekerjaan tidak menentu. Beliau mengaku sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan menetap karena pendidikannya hanya SMP. "Saya sering mencari informasi lowongan Pekerjaan menetap yang memiliki penghasilan jutaan/bulan tapi sangat sulit untuk didapatkan karena pendidikan saya kurang memadai " Ujar Pak RM dengan Mata berkunang-kunang"

Rendahnya pendidikan masyarakat sangat berpengaruh terhadap kemiskinan, yang dimana masyarakatnya hanya lulusan SD,SMP, bahkan tidak lulus SD ataupun tidak bersekolah yang membuat mereka harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga nya. Ada juga yang malas untuk bekerja/ pengangguran yang dimana warga tersebut beranggapan bahwa keadaannya adalah takdir hidupnya yang tidak bisa diubah kembali dan berpikir bahwa dirinya tidak bisa untuk merubah keadaannya karena ia tidak memiliki pendidikan untuk dihandalkan.

Di lokasi penelitian yang saya lakukan sebagian Permukiman warga di daerah ini pun masih ada terdapat rumah papan dan rumah kontrakan bersusun yang berdindingkan Papan. Bahkan kamar mandi nya pun terletak di luar rumahnya yang hanya ditutupin kain saja.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari warga lebih Memilih dicukup-cukupkan saja apa yang ada, dibandingkan berutang ataupun meminjam uang kepada orang lain. karena apabila meminjam uang ataupun berutang akan menjadi beban pikiran yang harus dibayar. Pak RM adalah kepala keluarga yang sangat bertanggung jawab, karena lebih mementingkan anak dan istrinya agar hidup bahagia, "saya lebih mementingkan perut anak dan istri saya, kalo saya mudah saja hanya dengan makan roti pun sudah cukup yang penting anak dan istri saya makan nasi" Ujar pak RM"

Seiring perkembangan zaman yang semakin modern maka pertumbuhan ekonomi pun semakin meningkat, harga bahan pangan pun makin mahal. Dalam Membagi Penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya dengan cara mengurangi membeli barang yang tidak perlu banget ataupun dengan mengurangi kebiasaan jajan makanan cemilan.

Selain itu harus cermat dalam mengatur biaya belanja kebutuhan sehari-hari dengan membeli makanan yang sederhana, "yang penting perut berisi, tidak kelaparan dan bisa menjalankan aktivitas" ujar salah satu warga. Kemudian dengan menjatah uang saku anak-anaknya yang sedang duduk dibangku sekolah.

Para warga berharap agar pemerintah harus lebih memperhatikan ataupun membantu masyarakat yang memiliki penghasilan dibawah rata-rata dengan memberikan bantuan/bulannya dan dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga yang tidak lulus sekolah, agar warga tersebut memiliki penghasilan yang menetap dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semoga masalah kemiskinan bisa tertuntaskan agar warga hidup dengan nyaman dan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun