Mohon tunggu...
Sri Indriyani
Sri Indriyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Hai nama saya sri indri yani biasa disapa indri.Aku seorang Mahasiswa dari Bandung.Saat ini Aku sudah memasuki semester 4.Dengan program studi Ilmu Jurnalistik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama aku indri.hobby saya menulis.cita-cita menjadi seorang jurnalis yang hebat.Saat aku sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus swasta di Bandung.Menulis adalah bagian dari hidup ku.Karena dengan menulos aku bisa meluapkan segala jenis bentuk emosional didalam jiwa.Aku punya tips nih jika kalian memilki masalah jangan dilampiaskan kepada orang lain,tapi coba lampiaskan lewat tulisan itu rasanya di jamin plong banget.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelakor

11 Juni 2021   10:31 Diperbarui: 11 Juni 2021   10:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelakor

kusapa dikau puan pelakor bermodalkan mulus bodi seksi tapi sereceh uang koin

Rambut pirang wajah oval bibir merah bak delima merekah
Dengan kain pembalut kulit glamor,kurang bahan  lagi transparan

Lemah gemulai lenggokmu memburu mangsa diladang perburuan bersenjatakan kata-kata manis

Boleh kutanya ? apa gerangan yang membuatmu begitu ambisius?
Merampas pria dari hangat peluk ku
 
Hei perempuan-perempuan jalang yang durjana
Bertepongkan kemunafikan belaka

kau telah  menghancurkan singgasana  istana yang kubangun bertemankan air mata

Kenapa harus dia yang kau buruh?

Apa tak ada mangsa lain yang lebih berkualitas priaku itu ?
Hingga kau seperti kehilangan akal

Entalah apa dan bagaimana dengan istanaku sekarang

Perempuan yang kupikir adalah makhluk paling mulia ternyata nihil
Semua itu hanya slogan murahan

Dia adalah binatang liar yang sedang jinak bersama pria ku
dengan mulut berbisa bak ular cobra

Merengek minta diberi asupan nutrisi  cinta dengan mengobral untaian kata absurd
Menjijikan sekali

Membutahkan segalanya biar priaku terbuai dan terjatuh dalam peluk nya

Sungguh keji dan  tak bermoral
 
Wahai puan  pelakor bermodalkan paras ayu  dan lekukan bernuansa gairah mengundang syahwat

Berpayung dusta bertopeng kemunafikan  berusaha mengambil dekapan hangat priaku itu

Ingin rasanya daku menghunus pedang, menikam lambung dan menghancurkan otak kotormu

Biar tak akan ada lagi perih yang tercipta olehmu sebagai penyebab luka lebam di hati yang tak berkesudahan

Bandung,11 Juni 2021
@MataPenaMay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun