Mohon tunggu...
Sri Hildayati
Sri Hildayati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ALumni Universitas Negri Jakarta Pendidikan Luar Biasa Juli 2011 - Maret 2015. Teacher at Kidea Preschool and Kindergarten (Juli 2015 - Juni 2016) Guru SM3T Kepulauan Sangihe Agustus 2016-Agustus 2017

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peringatan Hari Down Syndrome Sedunia dari Beranda Utara Negeri

21 Maret 2017   22:15 Diperbarui: 22 Maret 2017   13:00 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa/21/05/2017. Suasana di Pelabuhan Apung Tua Tahuna diwarnai oleh keceriaan anak-anak berkebutuhan khusus pagi ini. Tepat tanggal 21 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Down Syndrome Sedunia. Mengapa diperingati pada tanggak 21 Maret? Karena mempresentasikan trisonomi yang ada pada kromosom ke-21 dalam tubu seorang anak dengan Down Syndrome.

Esterlita Lalenoh (Dokumentasi Pribadi)
Esterlita Lalenoh (Dokumentasi Pribadi)
Down Syndrome itu adalah suatu keterbelakangan perkembangan fisik dan mental yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Hal ini terjadi pada kromosom ke-21. Sehingga membuat penampilan khas yang mudah dikenali dari ciri-ciri fisiknya. Terutama pada wajah dan seringkali juga down syndrome disebut sebagai seribu wajah, karena bentuk wajah orang dengan down syndrome relatif sama.
Lomba Kelereng (Dokumentasi Pribadi)
Lomba Kelereng (Dokumentasi Pribadi)
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Peringatan sederhana yang diadakan oleh SLB Kasih Bunda GMIST Tahuna bersama guru SM3T ini tidak hanya diikuti oleh siswa down syndrome tapi semua siswa baik tuna rungu, tuna netra dan tuna daksa. Lokasi Pelabuhan Tua memang sangat strategis dan dipilih karena acara ini memang disengaja untuk mengkampanyekan anak-anak berkebutuhan khusus di kepulauan Sangihe ini bahwa mereka tidak kalah dengan anak-anak di sekolah regular.

Mereka ikut bergembira merayakan bahwa keterbatasan mereka bukan penghalang untuk tampil di depan publik menunjukkan kebolehannya dalam berbagai bidang. Baik itu olaraga dan seni. Lomba yang diadakan diantaranya lomba makan kerupuk yang diikuti oleh semua kekhususan. Perbedaan bukanlah hal yang tabu disini.Mereka sudah terbiasa saling menghargai dan menyayangi sesama.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bahkan mereka tidak memikirkan kekurangan fisik maupun mental yang dikaruniai oleh Tuhan. Bagi mereka Tuhan memberikan karunia yang besar dengan perbedaan yang ada.Oleh sebab itu mereka sangat bersemangat menggapai mimpi-mimpi besar nya. Dan diharapkan masyarakat dapat menyadari dan memberikan kesempatan yang sama bagi mereka di kehidupannya. /SHY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun