Assalamu alaikum wr wb
Perkenalkan saya Sri Hastuti Ramadhani S.Pd, Calon guru penggerak Angkatan 7 dari SMA Negeri 4 Sungai Raya Kab. Kubu Raya Prov. Kalimantan Barat. Berikut adalah rangkuman koneksi antar materi dari modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai nilai kebajikan sebagai pemimpin.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Saya mengenal Kihajar Dewantara adalah sebagai Bapak pendidikan Nasional dimana konsep pemikiran beliau menyatakan bahwa pendidikan itu berbeda dengan pengajaran, makna dari pendidikan adalah tuntunan yang harus dilaksanakan sesuai dengan kodrat yang dimiliki anak sehingga mereka memiliki kemampuan  untuk mencapai tujuan akhir dalam hidup  yaitu kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat, berkaitan dengan penerapan  pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin berdasarkan  filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap trilokanya  yaitu ;
A. Ing ngarso sung tulodo ( di depan ) mempunyai makna bahwa kita sebagai guru harus menjadi teladan dan contoh yang baik serta memiliki budi pekerti dan bertingkah laku yang baik juga karena apa yang kita lakukan akan selalu diikuti dan menjadi acuan bagi mereka dan kita sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat membimbing dan mengarahkan kehal hal yang terbaik termasuk dalam pengambilan keputusan harus adil  sesuai aturan dan norma agama sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
B. Ing madyo mangun karso ( ditengah tengah) mempunyai makna bahwa kita sebagai guru harus mampu  menggali potensi terpendam yang dimiliki oleh murid kita serta memberikan penguatan  dan memfasilitasi atas ide ide kreatif yang muncul dari potensi tersebut sehingga potensi tersebut dapat berkembang baik.
C. Tut wuri handayani ( dibelakang) mempunyai makna bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi anak  untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas, kita merencanakan secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya). Pembelajaran yang memberikan mereka pengalaman untuk dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam diri , baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan, untuk mewujudkan ini maka diperlukan sekali bagi seorang guru untuk memiliki kompetensi pengambilan keputusan berbasis nilai nilai kebajikan universal sehingga dapat menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai nilai yang tertanam dalam diri sangat kuat pengaruhnya dalam pengambilan keputusan yaitu nilai nilai kebajikan yang universal sehingga keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang paling tepat dengan tingkat resiko yang paling minim bagi semua pihak. Terutama bagi kepentingan/keberpihakan pada murid. Prinsip prinsip utama dalam pengambilan keputusan adalah 1). Berfikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking); 2). Berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Learning); 3). Berfikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking);
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?Â
Dalam materi pengambilan keputusan seorang guru dituntut untuk memiiki keterampilan Coaching yaitu  proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana seorang  coach harus dapat  memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee. Coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. Dengan metode ini, kita sebagai guru dapat mendorong murid murid untuk menerapkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan berpikir kreatif. Dalam coaching ada proses menuntun yang dilakukan guru sebagai coach kepada murid sebagai coachee sehingga jika terdapat suatu permasalahan dapat diambil suatu keputusan yang paling tepat sehingga dapat meminimalisir resiko yang terjadi.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Agar pengambilan keputusan dapat tepat dalam menangani masalah dilema etika dan bujukan moral maka seorang guru harus memiliki kompetensi sosial emosional ( KSE )yaitu pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah dengan tujuan untuk memberikan pemahaman, Penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi. Menetapkan dan mencapai tujuan positif. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain. Kompetensi sosial emosional ini sangat diperlukan bagi setiap pendidik karena kompetensi  ini sangat berpengaruh dalam  menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan rasa empati dan dapat mengendalikan emosional dalam proses pembelajaran dan lkehidupan sehari hari. Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan kompetensi sosial emosional baik itu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial maupun keterampilan berelasi sehingga setiap keputusan yang diambil dilakukan dalam keadaan kesadaran penuh (Mindfulness) terutama sadar akan konskwensi keputusan yang diambil serta dapat dipertanggungjawabkan.proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan rasa percaya diri dan yang terpenting adalah bahwa keputusan tersebut harus mengandung nilai-nilai kebajikan yang universal serta berpihak pada murid.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang  fokus pada masalah sosial atau etika akan kembali kepada nilai nilai yang dianut oleh seorang pendidik yaitu  ketika dihadapkan pada kasus kasus dilema etika atau bujukan moral baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong pendidik untuk menentukan keputusan dalam menangani bujukan moral atau dilemma etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat yang memiliki dampak terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat terjadi apabila seorang pendidik mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral. Dengan nilai-nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif. seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk dapat mengenali potensi ( kekuatan ) yang dimiliki dalam mengambil keputusan untuk dapat mengatasi masalah masalah yang terjadi. Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada proses pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang diambil harus tepat, menjunjung nilai-nilai kebajikan dan berlandaskan keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma, serta sesuai dengan aturan aturan yang berlaku  Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan tantangan yang ada dilingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah Perbedaan cara pandang dan kepentingan dari orang-orang yang berada dalam masalah dan juga sulitnya mengubah pola pikir atau cara berpikir orang lain dalam memandang suatu masalah dilema etika. Untuk dapat menghasilkan keputusan yang tepat, tentu kita harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana orang hebat mengambil keputusan, prinsip ataupun paradigma apa yang digunakan dan juga bagaimana menguji tepat atau tidaknya keputusan kita yang sudah kita ambil. Dan yang saya lakukan adalah dengan memilah setiap permasalahan apakah termasuk di salah satu 4 paradigma dilema etika kemudian menerapkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan dan menerapkan 9 langkah dalam pengambilan keputusan, jika ini sudah diterapkan maka Insya Allah keputusan yang kita ambil sudah tepat dengan tetap berpijak pada aturan aturan yang ada ( berlaku).
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid  kita adalah dengan menerapkan implementasi kurikulum merdeka yaitu dengan menerapkan merdeka belajar. Merdeka belajar artinya murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Kita merencanakan secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya). Pembelajaran yang memberikan mereka pengalaman untuk dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam diri , baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan, untuk mewujudkan ini maka diperlukan sekali bagi seorang guru untuk memiliki kompetensi pembelajaran berdiferensiasi yang berarti guru harus memiliki kemampuan untuk memenuhi apa yang dibutuhkan murid dalam belajar karena murid kita berbeda dan unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda beda, selain itu juga  diperlukan kompetensi sosial emosional ( KSE ) dalam pembelajaran sosial emosional ( PSE ) yaitu pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah dengan tujuan untuk memberikan pemahaman, Penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi. Menetapkan dan mencapai tujuan positif. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan seorang guru dituntut untuk dapat memenuhi  kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman serta dapat  memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (Well-being), 4 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah: (1) Pemahaman  guru untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dengan mengedepankan kesiapan belajar murid, dan minat murid, (2)  Menciptakan Lingkungan belajar yang aman dan nyaman, (3) Mampu mengelola emosi dengan peningkatan kemampuan 5 kompetensi sosial emosional  ( kesadaran diri, managemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) dan penerapan pembelajaran sosial emosional , (4) Menerapkan Keterampilan Coaching dalam membantu murid atau rekan kerja yang memiliki masalah sehingga kita dapat menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan ( potensi) yang mereka miliki dan dapat  mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir dari modul ini serta keterkaitan dengan dengan modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berdasarkan pada filosofi Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa guru itu sebagai teladan untuk menuntun kodrat ( kekuatan ) anak dalam pembelajaran sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan akhir dalam hidup yaitu kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Dalam melaksanakan proses pendidikan  dan pengajaran seorang guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola Kompetensi sosial emosional yang dimiliki untuk mengambil sebuah keputusan. Dan untuk mengambil keputusan yang tepat maka keterampilan coaching akan sangat membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot untuk menggali potensi yang dimiliki murid serta dapat memprediksi hasil dari berbagai opsi dalam pengambilan keputusan sehingga dengan keterampilan coaching ini dapat membantu murid dan rekan sejawat dalam mencari solusi atas permasalahnya sendiri. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan ini  diharapkan dapat dilakukan secara kesadaran  penuh (mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Dan pada akhirnya pengambilan keputusan yang tepat dapat diperoleh dengan meminimalisir resiko yang terjadi bagi kedua belah pihak.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya mengenai konsep-konsep dilemma etika dan bujukan moral Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah Ada 4 paradigma pengambilan keputusan 1). Individu lawan masyarakat; 2). Kebenaran lawan kesetiaan; 3). keadilan VS belas kasihan; 4).Jangka Pendek VS jangka Panjang; Dan ada 3 prinsip mengambil keputusan yaitu : 1). Berfikir berbasis akhir; 2). Berfikir berbasis aturan; 3). Berfikir berbasi  rasa peduli; dan yang terakhir sebagai refleksi dan pengujian dilakukan 9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan yaitu : 1). Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan; 2). Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini; 3). Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini; 4). Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola); 5). Pengujian paradigma benar atau salah; 6). Prinsip pengambilan keputusan; 7). Investigasi trilema; 8).Buat keputusan; dan 9).Meninjau kembali keputusan dan refleksikan.
Hal hal diluar dugaan didalam pengambilan keputusan ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dimulai dari penentuan paradigma dilema etika, pemilihan prinsip pengambilan keputusan, dan Langkah Langkah yang harus dilakukan dalam pengambilan keputusan dan tidak hanya didasarkan pada pemikiran sesaat saja berdasarkan perasaan dan kepentingan pribadi.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi moral dilema, bedanya dengan saya pelajari didalam modul ini adalah saya saat itu tidak sepenuhnya menerapkan 9 langkah dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang saya ambil saat itu masih menimbulkan pro dan kontra diantara rekan rekan sejawat
Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang terjadi setelah saya mempelajari modul ini adalah saya lebih memahami bagaimana pengambilan keputusan yang baik dan tepat yang didasarkan pada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan , dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dari sebelumnya  yang tidak mengetahui cara yang tepat dalam menentukan apakah suatu permasalahan itu termasuk dilema etika atau bujukan moral dan cara pengambilan keputusan yang tepat yang tidak merugikan salah satu pihak.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya mempelajari modul ini sangat penting karena sebagai seorang pribadi dan sebagai pemimpin pembelajaran dapat menambah wawasan saya didalam pengambilan keputusan yang tepat dimana didalam modul ini saya dapat mengetahui Langkah Langkah apa saja yang dilakukan dalam menangani suatu permasalahan dilema etika dan bujukan moral yang mungkin suatu saat nanti akan saya alami sendiri sehingga dapat diambil suatu keputusan yang baik dan tepat sesuai dengan nilai nilai kebajikan universal yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga  dapat meminimalisir resiko yang akan terjadi pada salah satu pihak yang bermasalah.
Wassalam wr wb
Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H