Tiba-tiba bel berbunyi, Melodi menghembuskan nafas kesal "Sudah selesai? Sayang sekali, apakah tidak ada festival lagi setelah ini?" dengan sedikit tertawa siswa tersebut menjawab "Bukan festival namanya jika tidak meriah, jika penasaran ada kegiatan apa lagi sebaiknya kita istirahat terlebih dahulu" Siswa laki-laki itu membawa melodi ke kantin yang ada di belakang sekolah, ada banyak makanan disana.
Tak lama dari kejauhan aku melihat terpal dibentangkan, murid mulai berkerumun. "Apa kegiatan selanjutnya akan dimulai?" siswa tadi menjawab dengan spontan "Ayo! Kita saksikan juga" ajak siswa tersebut.
Terik matahari pagi mulai terasa. Namun, siswa-siswi masih dengan antusias berkerumun di tengah lapangan "kegiatan selanjutnya adalah Ular Tangga Numerasi" teriak siswa itu. Guru mulai mengambil tempat, dadu digoncangkan dan siswa mulai berjalan di atas karpet ular tangga yang hampir melebihi besar terpal.Â
Setiap kelas antusias menjawab pertanyaan numerasi dan mendaki tangga-tangga angka. Dalam permainan ini tidak hanya siswa kelas tinggi saja, namun siswa kelas rendah juga aktif berpartisipasi, mereka bermain hingga pemenang didapatkan "Wah, lihatlah kecerdasan mereka menjawab pertanyaan" ucap Melodi, siswa menjawab dengan tersenyum bangga "sudah kami persiapkan sedari dulu"
Disisi lain, kepala sekolah mulai keliling, melihat kelas satu demi satu "apa yang ibu itu periksa?" tanya melodi
"penilaian Mading dan Pojok Baca, kelas kami sudah menyiapkannya dengan indah"
"Bukankah berarti kalian bekerja sama mengerjakannya"
"Tentu saja, kami siapkan dengan baik, dan akan kami manfaatkan dengan baik pula"
Melodi melihat dengan takjub "Festival Literasi. siapa yang mempersiapkannya"