Artikel Humor: Cara Lemot Mendulang Views

Anda tidak ingin mendulang pembaca (views)? 

Tulislah artikel humor, maka keinginan Anda akan terkabul. 

Kanal humor adalah salah satu bagian dari Kompasiana yang sumbangan artikelnya sedikit. Sebuah tulisan di kanal humor bisa beberapa hari nongkrong di deret paling atas tanpa tertimpa artikel lain. 

Hal itu disebabkan tidak banyak kners yang menulis artikel humor. Entah karena sulit menulisnya atau pembacanya sedikit. 

Walaupun sudah seMinggu nongkrong, artikel humor biasanya jumlah views-nya hanya 2 digit. Dikecualikan tulisan Pak Felix Tani, Acek Rudy dan penulis yang rajin menyambangi kners lain. Mereka dengan gampang bisa meraup views (sayangnya bukan cuan) bejibun. 

Menulis artikel humor memang sulit. Idenya tidak gampang didapat, merangkai katanya bisa membikin penulisnya sakit kepala. Inginnya membuat orang hilang stress, eh malah penulisnya stress sendiri. Itu karena Sang penulis memikirkan bagaimana artikelnya bisa mengundang tawa pembaca. 

Para kners yang sudah ahli menulis artikel humor saja tidak setiap hari (bahkan Minggu atau bulan) mampu membuatnya. Maka sangat sedikit kners yang menulis artikel humor. 

Sudah begitu artikel humor juaarang dilirik admin K untuk mendapat ganjaran Artikel Utama (AU). Saya tidak yakin bila Cak Lontong atau Ernest Prakasa yang menulis, artikelnya akan menjadi AU. Padahal stand up komedian itu piawai dalam merangkai kata humor. 

Ini yang lebih miris. Pakar bidang lain yang sangat populer, contohnya pengamat politik, ekonomi dll, bila menulis di K biasanya langsung diganjar AU. Bahkan ada yang langsung dijadikan kners kehormatan karena akunnya diberi centang biru. Tak perlu susah payah meniti tangga akun dan habis pulsa. Hampir mirip anak presiden yang minim pengalaman tetapi bisa menjadi cawapres dan ketum partai. 

Sedangkan kners belum bermutu seperti saya, walaupun sudah menanggung malu nebeng WIFI tetangga untuk  mengunggah tulisan, disematkan AU seperti  menebak tepat nomor togel. Bahagianya tak terkira. 

Humor membuat orang tertawa. Hormon endorphin, yang membuat perasaan menjadi bahagia, akan naik jika kita tertawa. Artinya humor membahagiakan. 

Artikel humor juga lebih menyehatkan dari tulisan lain. Artikel bermutu nan canggih terkadang malah membuat Anda terkena sakit kepala ketika mencoba memahaminya. 

Namun entah mengapa apresiasi terhadap artikel humor anteng anteng saja, bila tidak ingin disebut tidak ada. Artikel humor seperti dianak tirikan. Mungkin itu juga menyebabkan kners malas menulis humor. 

Saya juga tidak tahu mengapa pembaca artikel humor itu sedikit. Padahal humor membawa kebahagiaan. Apakah orang tidak ingin bahagia. Bisa tertawa, minimal tersenyum ketika membaca cerita yang dimaksudkan lucu oleh penulisnya? 

Kalaupun tulisan humor itu tidak mengundang dan mengandung kelucuan, maka sebenarnya Anda tetap bisa bahagia dengan mentertawai penulisnya yang tidak lucu. 

Alasan yang membuat saya tetap menulis artikel humor adalah views-nya tetap bertambah walaupun lemot. Sedikit demi sedikit lama lama tetap sedikit, wong sulit menembus 3 digit. Artikel humor memang cocok bagi Anda yang tidak menginginkan banyak views. 

Selain alasan diatas, saya ingin disebut sebagai kners yang mengingatkan kebahagiaan orang lain tanpa sering sering mengucapkannya. 

Dengan tulisan pembawa kebahagiaan, saya tidak perlu mengatakan "Jangan lupa bahagia" yang kadang kadang malah membuat emosi. Emosi bagi orang miskin dan orang stress. Sudah miskin, stress lagi, kok disuruh bahagia. 

Dengan sengaja memilih menulis humor, karya saya juga bisa bertahan agak lama di kanal nan sepi ini. Orang orang yang sedang butuh hiburan dengan mudah bisa melihat dan membacanya. 

Walaupun sepi pembaca sehingga lemot mendulang views, saya tetap berbahagia.

Bahagia karena saya bisa menyimpulkan bahwa dari lebih 4 jutaan kners yang terdaftar, hanya puluhan hingga ratusan yang butuh humor. Itu sesuai dengan jumlah views pembaca kanal humor. Berarti yang lain sudah bahagia dong.

Apakah benar begitu? 

Salatiga, 10122023.199