Saat kami ngobrol tentang perundungan dan kekerasan, pesan itu saya sampaikan. Ketika dia merasa senang karena diberi sesuatu oleh temannya, saya mengingatkannya untuk berterimakasih dan saling memberi.Â
Setiap kali ada kesempatan, saya terus mengulang pesan tersebut agat masuk ke alam bawah sadarnya.Â
Agar anak tidak bosan, saya memakai berbagai cara agar pesan itu tersampaikan. Lewat candaan adalah trik yang sering saya lakukan.Â
Jika kami mempunyai barang atau makanan berlebih, saya menyarankan si bungsu untuk berbagi kepada temannya. Ini cara lain mengirim pesan lewat tindakan.Â
Saya ingin pesan selalu terngiang-ngiang dipikiran anak saya dan menjadi sebuah prinsip yang bagus. Prinsip itu menuntun dia untuk berbuat baik.Â
Dan tampaknya pesan saya diturut. Dia tidak mau ikut-ikutan merundung, apalagi berkelahi.Â
Orang tua sendiri mempunyai peran penting bagi pergaulan anak.Â
Lanang sebenarnya adalah anak yang baik. Dia termasuk anak aktif dan mudah berteman. Walaupun anak saya sering bercerita diganggu Lanang, namun saat main kerumah, dia saya perlakukan sama seperti anak lain. Hal itu untuk menunjukkan bahwa masalah yang terjadi adalah di antara mereka sendiri, bukan anak dengan orang tua.Â
Saya dan istri juga memberikan contoh ketika menjemput anak di sekolah. Kami biasakan untuk menyapa teman teman anak saya dan orang tua mereka.Â
Sering saya mendapati anak anak memanggil teman mereka dengan nama lain (julukan) misalnya; Ndut, Ndes, Cuk. Mereka tidak bermaksud mengejek, hanya bercanda saking akrabnya.Â
Kadang ada ortu lain yang memanggil mereka dengan nama julukan tersebut. Mereka juga ingin mengakrabkan diri.Â