Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kompasiana Award: Maaf Saya Belum Pernah Vote dan Mengajukan Kompasianer

25 Oktober 2023   11:23 Diperbarui: 25 Oktober 2023   12:28 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Mohon maaf, saya belum pernah vote dan mengajukan Kompasianer. 

Sekali lagi mohon maaf jika ada yang merasa tidak nyaman atas keterus terangan ini. 

Tulisan ini mengajak Anda golvot, bukan golput. Golvot artinya golongan vote, istilah mengada ada yang saya buat sendiri untuk memilih nominee Kompasiana Award 2023.

Kompetisi tahunan ini sungguh menarik. Setiap tahun selalu bejibun antusiasme dalam menyambutnya. Beberapa Kners rajin membuat artikel penyambutan. Yang lain mengajukan nominee. 

Eh, ada pula yang bela belain bikin 'partai lansia' agar musuh kesayangannya terpilih sebagai juara. 

Sebenarnya itu sebuah jebakan betmen. Jika musuhnya itu juara maka beliau harus terus menerus berkarya hingga tua. Itupun tulisannya harus bermutu. Demi gengsi demi tidak dibully. Mau ditaruh dimana muka keriput itu jika juara namun artikelnya picisan.

Saya berharap agar jebakan itu dimakan. Kners rame rame dan riang gembira memilih partai lansia hingga jagoannya juara. Dengan demikian saling ejek via tulisan humor segar antar lansia itu tetap lestari. 

Lihatlah, meskipun belum pernah berpartisipsi, saya menikmati rivalitas menjelang Kompasiana Award ini. 

Walaupun rame dan penuh humor, hingga sekarang saya belum tertarik untuk promosi jagoan dan melakukan vote. Lagian belum pernah ada tuh yang iming imingi saya untuk melakukannya. Padahal, mungkin hanya dengan traktiran semangkok bakso plus es matcha, saya bisa berubah pikiran. 

Agar tidak dituduh apriori, iri, kampanye hitam dan hal hal negatif lain, saya akan mengungkap alasannya. Mudah mudahan cukup logis dan bisa diterima. 

1. Saya tidak mengenal dan membaca karya semua nominee. 

Bagaimana harus memilih jika tidah tahu apa yang akan dipilih?

Kompasiana Award memang bukan memilih kucing dalam karung. Akan tetapi bagi saya seperti memilih kucing dalam window display atau display toko. Kucingnya terlihat namun hanya sebagian dari puluhan yang ditawarkan. Dengan demikian saya hanya akan memilih yang terlihat saja (baca : kompasianer yang dikenal) sementara sebagian yang tersembunyi tidak saya ketahui fisik dan kualitasnya. 

2. Saya tidak punya kualifikasi sebagai juri. 

Penulis di Kompasiana banyak sekali. Katanya hingga 4 jutaan lebih. Saking banyaknya, pasti sulit menentukan siapa yang layak jadi pemenang, bahkan untuk nominee yang berjumlah 25 kners itu. 

Pasti diperlukan skill khusus untuk tahu siapa yang memuhi standar menjadi nominee lalu pemenang. Ini bagaikan memilih 1 jerami diantara tumpukan jutaan jerami lain. Saya tidak punya kemampuan untuk menilai mana yang terbaik, bahkan mengajukannya untuk menjadi nominee. 

3. Tidak ingin mengecewakan. 

Dalam sebuah kompetisi ada yang kalah dan menang, kemudian disusul rasa senang, sedih, kecewa dan barangkali amarah. 

Saya tahu beberapa nominee yang diajukan. Mbak Ari Budiyanti, Mbak Martha Weda, Mbak Henny Triana adalah beberapa nama nominee yang saya kenal lewat tulisan (Sengaja saya pilih Mbak Mbak saja biar orang tahu bahwa kenalan Mbak Mbak saya lebih banyak daripada yang laki). 

Sebagai seorang laki laki ksatria tentu saya tidak ingin mengecewakan para mbak diatas. Kalau hanya memilih satu nominee, yang lain mungkin akan merasa iri, sedih, marah karena di nomor duakan. Saya tidak ingin hal itu terjadi. 

4. Tidak mau dighosting

Saya sayang kners. Saya takut di ghosting. 

Sudah banyak yang tahulah bahwa setelah juara maupun hanya jadi nominee Kompasiana  Award ada kners malah hilang tak ada kabar. Sebut saja kners Ozy dan David. 

Dua pemuda (dulu) jomblo itu sekarang hilang entah kemana. Padahal tulisannya sangat bermutu hingga layak menjadi pilihan. 

Saya tidak ingin ada lagi kners teman saya menghilang karena Kompasiana Award. 

Saya berharap mereka sudah sudah menemukan jodohnya dan alasan ghosting karena sibuk membina keluarga. 

5. Saya takut dinominasikan. 

Walaupun kners begini begini saja, saya punya fans favorit. Buktinya setiap kali saya mengunggah artikel, selalu ada kners lain yang membaca meski hanya seupil. Ini menunjukkan tulisan saya sudah menemukan pembacanya. 

Di Kompasiana selalu terjadi saling balas budi. Silakan dibuktikan sendiri. Jika Anda memberi vote atau komentar artikel kners lain, tak lama kemudian akan muncul vote dan komentar balasan. Para kompasianer memang orangnya baik baik, tidak suka berhutang  budi. 

Namun justru kebaikan itu saya kuatirkan. Jika saya mengusulkan seseorang menjadi nominee, saya takut akan dibalas. 

Padahal saat mendukung seseorang, saya pasti total mengusahakannya menjadi juara. Saya akan menulis artikel kampanye. Saya akan japri satu persatu teman teman. Kalau perlu semua grup medsos yang saya ikuti diajak untuk vote. 

Jika sudah demikian, orang yang saya dukung masa mau diam saja. Pastilah saya didukung balik. 

Persoalannya, saya bukan penulis bermutu. Saya tidak layak menjadi nominee, apalagi juara. Saya tidak ingin orang mengusulkan dan mendukung hanya karena balas budi. 

Jika kelak kejadian saya mendukung Anda, tolong jangan membalas budi dengan mendukung balik. Kirimi saja saldo gopay untuk menambah modal jualan bubur saya. 

Demikian alasan tidak mengusulkan dan vote di Kompasiana Award. 

Jika Anda menemukan bahwa alasannya logis, itu berarti memang kenyataan dan saya serius. Kebalikannya, saya sedang bercyanda ketika Anda tidak melihat alasannnya sebagai hal tidak masuk akal. 

Selamat memilih dan bersenang senang. 

Salatiga, 26102023.184.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun