Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Humor

Engkong Felix Mengajak Ribut

10 Februari 2023   11:42 Diperbarui: 10 Februari 2023   12:02 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar tulisan Engkong Felix di Kompasiana 

Kala membaca tulisan kenthir Engkong Felix yang  merisak  admin Kompasiana, saya sering tertawa saja. 

Demikian pula ketika suhu Kompasianer ini berbalas ledekan lewat artikel dan komen dengan Acek Rudy, Prof Pebrianov, Tante Vaksin, Ayah Tuah, Opa Tjip dkk, saya hanya sedikit menimpali. Kalau banyak banyak takut kualat. 

Saat itu saya pikir Engkong Felix hanyalah seorang pensiunan humoris yang kelebihan ilmu. Untuk mengurangi post expert sindrome-nya (ini istilah saya sendiri, maksudnya sindrom yang terjadi karena kepakarannya sudah dipensiunkan), beliau lampiaskan dengan banyak mengganggit artikel humor yang menyinggung kompasianer lain, yang justru membuat senyum mereka tersungging. 

Engkong tak peduli bahwa akibat terlalu banyak menayangkan artikel humor, koleksi artikel utama (AU)-nya tidak nambah nambah. Soalnya sebermutu apapun sebuah tulisan humor, sudah menjadi nasib kompasianer bahwa admin K tidak berniat mengganjarnya sebagai AU. Realita itu menjadi anekdot bahwa Artikel humor yang AU adalah kecelakaan salah pencet sang admin. 

Karena kelihainnya dalam mengolah kata, omelan, kritikan ataupun ledekan itu justru membuat pembaca menjadi. senang, terkecuali tentu saja pihak yang disinggung. 

Masih ingat 'ribut ribut' tentang tulisan 'sampah' dan sistem pemberian K-reward tahun 2020 lalu? Ada dugaan bahwa walaupun tulisan yang dianggit dianggap tidak bermutu oleh Kompasianer lain, namun pendapatan K-reward seorang Kompasianer selalu tinggi. 

Engkong Felix juga turut mengambil bagian dengan tulisan berbasis fakta yang cukup tajam namun tetap santun. Saya merasakan ada ketersinggungan dari pihak yang tertuduh. 

Efek yang ditimbulkan kemudian adalah positif. Sistem pemberian K-reward kemudian diperbaiki sehingga sistem yang sekarang ini dianggap cukup adil dan tak banyak diprotes (kalau protes soal jumlah uang yang diterima Kompasianer sih masih ada saja, He he he..) 

Sebagian penulis yang dirisak malah merasa senang. Selain karena risakannya penuh humor, obyektif, masuk akal serta bermutu tinggi, sang korban justru tambah pintar, terkenal dan banyak yang simpati. 

Mbak Diah dan Mbak Lilik yang puisinya berisi kata kata 'lubang sumur dan punggung kabelnya' ditertawai Engkong Felix, mendapat belaan dan belaian dari suhu lain yaitu Ayah Tuah. Oleh karena itu saya beranggapan bahwa Engkong Felix adalah seorang pembawa blessing in disguise, berkah di tengah risakan yang dialami. Betapa beruntungnya seorang Kompasianer yang dirisak penghuni gang sapi itu. 

Lalu saya seperti mendapat durian runtuh ketika membaca kalimat tulisan Engkong Felix, seperti yang saya screenshot diatas. Engkong Felix butuh kawan ribut! 

Siapa sih yang tak ingin berkawan, meskipun dalam keributan. Saya jelas mau dan antusias diajak dan mengajak ribut Kompasianer yang pernah menjadi nominator Kompasianival itu 

Dengan di dan me ajak ribut beliau, saya akan dianggap manusia yang tidak baperan. Saya menjadi salah satu manusia bermutu tinggi yang langka ditengah banyaknya orang penuh kemarahan dan tanpa logika saling beradu kata via smartphone. 

Saya juga akan masuk jajaran orang tua sabar yang sadar bahwa saling nyinyir tidak akan membuat kami menjadi lebih muda, berwajah ganteng dan lebih kaya.

Oleh sebab itu, dengan sadar tanpa tekanan apapun dari siapapun dan tanpa persiapan materai sepuluh ribu untuk membuat pernyataan permintaan maaf, saya berterik, "Mari kita ribut. Engkong jual gua beli dah! "

"Salah sendiri Engkong mengaku kalau butuh orang diajak ribut"

"Engkong tidak usah sungkan dan kuatir karena saya berasal dari Salatiga yang terkenal dengan soto Estho-nya"

" Saya tahu Engkong penggemar soto. Meskipun kenal baik, saya tidak akan meminta Budhe Mi penjual soto itu untuk memboikot Engkong Felix jika ingin jajan di tempatnya"

"Sebagai wujud dari keseriusan, saya sudah mencatut nama Engkong untuk artikel ini tanpa ijin"

" Bagaimana, berani nggak?"

"Apa dikira saya berani sama Engkong...." 

He..he..he.. 

Salatiga, 100323.159.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun