Lomba balap mobil formula E sudah di depan mata, sementara persiapannya masih belum selesai 100%. Â Panitia pelaksana pasti hatinya deg degan berharap semuanya siap dan sukses saat perlombaanya nanti.Â
Berita terakhir yang cukup membuat jantung berdegup kencang; atap tribun roboh karena hujan badai.Â
Kejadian itu tentu saja menambah jumlah orang yang deg degan. Tidak hanya panitia, para calon penontonpun pasti merasa kuatir akan keselamatan dirinya jika terjadi hujan saat mereka menonton.Â
Sejak diumumkan oleh Anies Baswedan bakal ada balap mobil formula E di Jakarta, kegiatan ini membuat banyak pihak deg degan.
Pihak pertama adalah Anies beserta timnya.Â
Mereka paham bahwa biaya penyelenggaraan balap mobil itu sangat besar. Mereka juga paham balap formula E tidak banyak di kenal di Indonesia. Nama para pembalapnya masih asing, pun tidak ada pembalap Indonesia yang akan ikut. Hal itu jelas membuat mereka deg degan. Apakah Balap Mobil listrik ini bisa diterima rakyat Indonesia?Â
Lalu setelah diumumkan oleh Anies, pihak yang deg degan berikutnya adalah para pendukung Anies dan penolak sang Gubernur.Â
Tiga pihak itu membuat balapan yang semula hanya ramai suara mobilnya menjadi ramai beritanya di media massa terlebih medsos.Â
Hal ini dikarenakan balap mobil ini ditarik kearah politik. Polarisasi dampak pilkada DKI 2017 terus terjadi. Akibatnya setiap berita, kegiatan atau apapun yang berhubungan dengan balap formula E selalu membuat deg deg-an tiga pihak diatas. Berhasil atau gagal akan berpengaruh pada persaingan Pilpres 2024.
Lalu kejadian apa yang membuat deg degan mereka semakin menguat?Â