Duh, Timnas U 23 kita baru saja dibatalkan keikut sertaannya di kejuaraan Piala AFF U 23 tahun 2022 di Kamboja.Â
Saya dan seluruh pecinta timnas tentu  saja sedih hingga berderai derai airmata. Baru merasa sayang sayangnya dengan timnas kok malah ditinggal pergi untuk isolasi mandiri.Â
Saya yakin tidak hanya kami saja yang sedih. Banyak pihak yang ikut berderai airmatanya melihat kenyataan ini.Â
Pihak itu salah satunya adalah para pasangan pemain timnas. Jika mereka juara, para pemain sudah pasti akan mendapatkan bonus melimpah. Para pasangan pemain timnas tentu saja akan kecipratan. Tak hanya traktiran, mereka juga bisa kecipratan popularitasnya karena liputan wartawan.Â
Namun, jika pemain timnas tidak jadi bertanding, bagimana mereka bisa menjadi juara? Darimana bonus dan liputan akan didapat?Â
Pemilik kafe, restoran hingga warung makan juga merasakannya kesedihannya. Mereka adalah pelaku UMKM. Jika Timnas gagal bertanding, bookingan nobar sudah pasti dibatalkan. Beras, gula, kopi, teh tepung dan kentang tentunya sudah disiapkan sejak lama untuk disajikan kepada penggemar bola.
Mungkin ada juga pemiliknya yang rela antri beli minyak goreng di pasar murah atau Bazaar karena di minimarket produk itu tiba tiba hilang entah kemana. Yang pasti mereka sedih dan rugi ketika timnas tak jadi bertanding.Â
Para penjual gorengan, kacang dan jagung rebus, minuman sachetan, penjaja kaos dan merchandiae timnas juga akan gigit jari. Penggila bola tak jadi beli karena tak ada pertandingan timnas untuk saat ini.Â
ini jelas mengganggu usaha pelaku UMKM. Ingat! Ekonomi Indonesia bisa bertahn dari pandemi Covid 19 karena UMKM bisa bertahan.Â
Singkatnya, saat PSSI mengumumkan timnas batal ke Kamboja, ekonomi Indonesia bisa terdampak luar biasa. Prediksi bahwa ekonomi kita bisa tumbuh 5 % tahun ini bisa tak terwujud.Â
Namun ada pihak lain selain peserta AFF U 23 Â (Malaysia, Thailand,dll) yang justru senang karena pembatalan ini. Â Mereka adalah warga negara Indonesia! Â Siapa saja mereka?Â
Berikut analisa saya :
1. Istri Saya.Â
Seorang istri pasti mendambakan uang belanja yang cukup, bahkan lebih, dari sang suami. Uang belanja itu harus diberikan secara konstan baik bulanan atau harian.Â
Jika Timnas main, saya selalu nonton dan tidak narik ojol. Kalau tidak narik, otomatis pendapatan saya berkurang, padahal biasanya pertandingan ini dilakukan saat prime time atau saat order sedang melimpah. Ini jelas menganggu aliran belanja bulanan untuk istri.Â
Ketika istri saya tahu pembatalan ini, senyumnya tak berhenti merekah dari bibir manis itu.Â
"Tak ada pertandingan, suami saya akan tetap kerja. Artinya jatah belanja aman", pikirnya.Â
2. Anak anak saya
Televisi saya memakai parabola sehingga tidak bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepakbola. Sinyalnya diacak sehubungan dengan hak siar. Jadi, saya menonton pertandingan timnas via streaming HP.Â
Jika dirumah dan tidak ada pertandingan timnas, HP saya letakkan diatas meja karena  nonton TV atau tidur. Nah, saat itulah biasanya anak anak terlihat senang lalu mendekat dan berbisik,Â
"Pi, pinjam HP 1 jam untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan... "
Orang tua lain pasti senang mendengar alasan peminjaman diatas, tetapi bagi saya hal itu adalah permohonan yang menjebak. Soalnya yang sering terjadi; mereka googling pelajaran tak sampai setengah jam, waktu sisanya dipakai anak anak main games.Â
" Khan sudah bilang menambah pengetahuan dan kettampilan Pi... Googling pelajaran untuk menambah ilmu lalu sisanya menambah ketrampilan dengan bermain games.. "
Begitu alasan anak anak jika saya menegur mereka. Dasar anak anak jaman sekarang.. pinter ngeles..Â
3. Tetangga sebelah.Â
Timnas main, kuota habis, maka cepat cepatlah saya main ke rumah tetangga sebelah ikut nonton disana. Sebagai tetangga yang baik, jika saya berkunjung, maka tuan rumah akan menawarkan minuman dan camilan yang ada. Tentu saja hal itu akan mengurangi jatah gula, teh dan camilan untuk keluarga.Â
Saya tahu mereka memberikannya dengan senang hati. Tetapi hati mereka pasti lebih senang jika jatah itu dikonsumsi untuk keluarga sendiri. Ya khan...Â
4. Pak RT
Pihak lain yang merasa senang adalah Pak RT. Walaupun Pak RT bukan penggila bola, namun setiap kali pertemuan Bapak Bapak dan banyak warga yang tidak hadir, beliau tahu alasan utamanya adalah Timnas sedang main.
Maka, jika Pak RT tahu bahwa Timnas U 23 tidak jadi bertanding, beliau pasti senang. Pertemuan warga pasti penuh dan lancar.Â
5. Pak Walikota
Gara gara liburan Natal dan Tahun Baru, kasus covid di kota kami bertambah. Otomatis level pandeminya menjadi naik dari level 1 ke level 2. Hal ini membuat Pak Walikota gundah gulana.Â
Setiap malam saya mulai mendengar lagi suara sirine satgas Covid yang melakukan patroli. Padahal bulan Desember lalu suara itu sudah jarang terdengar.Â
Jika bulan ini Timnas main di piala AFF, Pak Walikota tambah gundah lagi. Kafe, warung dan kampung akan banyak melakukan nonton bareng, kerumunan orang tak dapat dihindar.Â
Namun timnas batal bertanding, Pak Wali dan satgas covid tidak harus menyisir kafe warung dan kampung untuk membubarkan kerumunan warga. Senyum mereka pasti berkembang karena tak terlalu kuatir covid akan merajalela lagi di kota kami.Â
Pasti ada banyak pihak lagi yang merasa senang Timnas Indonesia batal berlaga di Piala AFF U 23.
Jika Anda tahu, silakan dilaporkan via komen.Â
Setelah itu, mari kita rame rame beritahu mereka jangan senang hati di tengah kesedihan para pecinta Timnas Indonesia.Â
Hidup Timnas!!Â
Salatiga 110222.93
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H