Atau menyalahkan pengurus PSSI yang dengan gagah berani mengirimkan timnas kita walaupun beberapa tahun ini tak pernah terdengar ada pertandingan liga wanita di Indonesia?Â
Alasan ini lebih absurd lagi, menyalahkan Timnas wanita Australia yang tega teganya membobol 18 gol tanpa memperdulikan perasaan pemain Indonesia. Tega nian dikau, kalian kan sama sama wanita?Â
Jika situasi ini menimpa timnas pria kita, pasti caci maki dari penggemar timnas akan selalu mengiringi perjalanan hidup mereka. Dari setelah selesai pertandingan sampai kejuaraan itu berakhir. Apalagi jika kemudian Timnas pria kita hanya menjadi bulan bulanan timnas negara lain.Â
Namun untuk kejadian ini, tegakah kita menghujat timnas wanita kita?
Mereka yang belum tentu pernah melakukan pertandingan secara rutin, melawan Timnas wanita Australia yang sudah makan asam garam berkecimpung di liga liga Eropa.Â
Ini bisa diibaratkan pertandingan antara pemain tarkam dan pemain timnas. Tidak akan berjalan imbang dan tidak akan berakhir manis bagi tim tarkamnya.Â
Bagi saya, daripada saling menyalahkan, akan lebih baik jika kita berusaha menghibur timnas wanita kita.Â
Walaupun bagaimanapun, para pemain tersebut adalah aset bangsa yang bisa menjadi modal menata masa depan timnas wanita kita. Entah bagimana caranya nanti kita berbenah diri, biarlah PSSI dan pihak terkait yang menyusun strateginya.Â
Pemain timnas wanita saat ini perlu dihibur agar semangat mereka tidak drop. Masih ada pertandingan yang harus dimainkan melawan Thailand dan Filipina. Jika bisa menang, mereka dan para penggemar sepakbola Indonesia bisa terobati kekecewaannya.Â
Namun bagaimana menghibur para pemain tersebut saya tidak caranya. Saya bukan psikolog, pengamat bola atau personil yang punya kemampuan untuk itu.Â
Apabila kita ingin menghibur lewat medsos dengan membuat tagar penyemangat, misal #ilovetimnasindonesia, saya tidak tahu apakah tagar itu bisa mereka baca.Â