HIV/AIDS bukan sebuah momok yang menyeramkan. Asal tahu bagaimana cara pencegahan penularannya, kita akan tetap aman saja saja saat berdekatan dengan ODHA.Â
Saya pernah beberapa kali 'bersentuhan' dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).Â
Yang pertama, saat menjadi penyelenggara pelatihan bahaya dan pencegahan HIV/AIDS. Â Salah satu narasumbernya adalah penderita AIDS, sebut saja namanya Mas A.Â
Disebut ODHA karena narasumber tersebut sudah dalam kondisi HIV stadium 3, di mana kekebalan tubuhnya sudah sangat berkurang.Â
Karena baru pertama kali mengundang ODHA, tentu saja perasaan kuatir tertular pasti ada.Â
Kami memang sudah dibekali pengetahuan tentang cara penularan HIV, tetapi hati ini tetap saja dag dig dug mengingat betapa menderitanya seorang ODHA.Â
Mitra kami (sesama LSM) yang mendampingi Mas A mengatakan bahwa kondisi si sakit ini tidak dalam keadaan baik.Â
Dia terlambat mengkonsumsi ARV (Antiretroviral) sebagai obat wajib yang dikonsumsi para ODHA untuk mempertahankan kondisi fisiknya.Â
Jika nanti Mas A kondisinya drop saat menyampaikan testimoninya, maka dia harus berhenti dan beristirahat.Â
Karena saya termasuk panitia penyelenggara, tentunya saya harus menyambut dan melayani kebutuhan Mas A.Â