Setelah ditinggal pergi suami entah kemana, Angel harus menghidupi kedua anaknya. Tanpa tempat tinggal, modal uang dan keahlian, Angel kebingungan darimana ia mendapatkan uang untuk menyambung hidup keluarganya.Â
Seorang teman yang menjadi PK menawarinya. Kata temannya, PK duitnya banyak tapi kerjanya mudah. Bisa untuk makan dan bayar uang kost serta membiayai sekolah anaknya.Â
Tugasnya hanya menemani tamu bernyanyi dan merayu mereka membeli minuman dan makanan. Kalaupun tamunya nakal dan suka meraba raba, biarin saja, itu konsekuensi menjadi seorang PK. Bagi mereka, hal itu masih wajar wajar saja, yang penting tamunya tidak mengajak berbuat mesum ditempat.
Demi anaknya, Angel akhirnya mau juga menjadi PK. Profesi itu sudah dijalaninya selama beberapa tahun. Susah senang, ramai sepi sudah menjadi makanannya sehari hari. Tak jarang Angel pulang dalam keadaan mabuk. Untungnya kedua anaknya biasanya sedang tidur, karena Angel pulangnya selalu pagi menjelang dinihari.Â
Karena Pandemi, sudah lama saya tidak mendapat orderan Angel. Hal itu karena tempat karaokeannya ditutup. Saya tidak tahu dimana Angel berada dan bagaimana dia menghidupi kedua anaknya.Â
Lain pula cerita seorang PK bernama Ayu.Â
Pertemuan pertama kali ketika saya mencari order dengan cara 'ngalong'. Ngalong adalah istilah para ojol yang mencari ordernya dari tengah malam sampai pagi hari. Â
Jam 2 pagi saya mendapat orderan dari pelanggan bernama Ayu. Lokasinya jemputnya di lapangan Pancasila dekat rumah saya.Â
Setelah sampai di lokasi penjemputan, saya melihat seorang gadis berwajah cantik berumur 20 tahunan yang tampak kebingungan. Tidak ada seorangpun yang menemani gadis itu. Pakaiannya biasa saja, tanpa riasan dan bau parfum. Saya panggil Ayu, dia mengangguk dengan wajah lega.Â
Setelah membonceng saya, Ayu kemudian bercerita.Â
Dia baru tiga hari bekerja di Salatiga. Tempat kerjanya adalah Cafe M, sebuah tempat karaokean yang lumayan elit untuk ukuran Salatiga.Â