Saya mau menanggapi puisi Pak Katedra ' Pinjol Bak Dewa Penolong'
Pinjol itu memang Dewa Penolong, meskipun itu ilegal.Â
Siapa sih yang bisa kasih pinjaman cepat tanpa ribet dan tidak menyusahkan saudara, teman atau tetangga.Â
Pinjol ilegal lah solusinya.Â
Tapi yang diributkan itu hanya bunganya yang tinggi luar biasa, terornya yang diterima.Â
Enaknya tidak pernah disebutkan.Â
Lha kalau peminjam tidak lalai melupakan kewajibannya kan tidak ada tagihan yang menjulang, tidak perlu ada teror. Pinjam meminjam bisa diakhiri dengan salaman via online dengan emoticon tertawa. Kedua pihak sama sama bahagia.Â
Peminjam itu memang sukanya yang enak enak saja. Giliran tiba kewajiban, mereka kelabakan. Kalau kena teror, pikirannya jadi eror. Omel sana sini, lapor kesana kemari. Langkah terakhir, diviralkan supaya mereka dapat kasihan, supaya mendapat bantuan. Â
Untuk peminjam yang lugu, tidak menyadari resikonya, patut kita kasihani.Â
Tapi bagi yang sudah tahu, lha yang salah siapa?Â
Kan sudah tahu resiko pinjol ilegal. Bunganya mencekik dan ada resiko teror kalau tak terbayar.Â