Mohon tunggu...
Sri Hardianti
Sri Hardianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Berita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-isu sosial- emosional Di sekolah dasar, seperti bullying, masalah disiplin, atau interaksi sosial di kelas

18 Januari 2025   03:20 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:15 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Isu-Isu Sosial-Emosional di Sekolah Dasar: Tantangan dan Pendekatan Penanganannya

Sekolah dasar merupakan fase penting dalam perkembangan sosial-emosional anak. Pada usia ini, anak mulai belajar memahami emosi, membangun hubungan sosial, serta mengembangkan nilai-nilai moral. Namun, tidak jarang muncul berbagai isu sosial-emosional yang menghambat perkembangan tersebut, seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial yang kurang harmonis di kelas.

Artikel ini akan membahas beberapa isu sosial-emosional yang umum terjadi di sekolah dasar, dampaknya terhadap anak, dan langkah-langkah yang dapat diambil oleh pendidik, orang tua, dan pihak sekolah untuk mengatasinya.


1. Bullying di Sekolah Dasar

a. Pengertian Bullying

Bullying adalah tindakan agresi yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk menyakiti atau mendominasi individu lain yang dianggap lebih lemah. Tindakan ini bisa berupa fisik, verbal, atau sosial.

b. Bentuk-Bentuk Bullying di Sekolah Dasar

1. Bullying Fisik: Memukul, menendang, mendorong, atau tindakan kekerasan fisik lainnya.

2. Bullying Verbal: Mengejek, menghina, atau memberikan julukan yang menyakitkan.

3. Bullying Sosial: Mengucilkan, menyebarkan rumor, atau menghalangi anak lain untuk bergabung dalam kelompok.

c. Dampak Bullying pada Anak

1. Psikologis: Anak yang menjadi korban sering merasa cemas, tidak percaya diri, bahkan depresi.

2. Akademis: Bullying dapat menurunkan motivasi belajar dan prestasi akademik.

M3. Sosial: Anak korban bullying cenderung menarik diri dari interaksi sosial.

d. Cara Mengatasi Bullying

1. Peningkatan Kesadaran: Mengedukasi siswa tentang dampak negatif bullying melalui kegiatan seperti seminar atau drama di sekolah.

2. Pendekatan Zero Tolerance: Sekolah harus memiliki kebijakan tegas terhadap perilaku bullying.

3. Dukungan Psikologis: Memberikan konseling kepada korban, pelaku, dan saksi bullying untuk mengatasi masalah emosional yang muncul.

2. Masalah Disiplin di Sekolah Dasar

a. Bentuk Masalah Disiplin yang Umum Terjadi

1. Melanggar Aturan Kelas: Seperti berbicara saat guru mengajar atau tidak mengerjakan tugas.

2. Perilaku Agresif: Anak sering bertengkar dengan teman atau melawan otoritas guru.

3. Kurangnya Kepatuhan: Anak tidak mematuhi peraturan sekolah atau instruksi guru.

b. Faktor Penyebab Masalah Disiplin

1. Faktor Keluarga: Kurangnya pengawasan atau pola asuh yang tidak konsisten di rumah.

2. Lingkungan Sekolah: Lingkungan kelas yang kurang kondusif atau guru yang tidak konsisten dalam menerapkan aturan.

3. Kebutuhan Emosional yang Tidak Terpenuhi: Anak yang merasa diabaikan cenderung menunjukkan perilaku negatif untuk mendapatkan perhatian.

c. Strategi Penanganan Masalah Disiplin

1. Pendekatan Preventif: Membuat peraturan yang jelas dan melibatkan siswa dalam pembentukan aturan.

2. Penguatan Positif: Memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku baik.

3. Intervensi Personal: Memberikan bimbingan kepada siswa yang memiliki masalah disiplin untuk memahami penyebab perilaku mereka.

3. Masalah Interaksi Sosial di Kelas

a. Tantangan dalam Interaksi Sosial

1. Eksklusi Sosial: Beberapa anak mungkin merasa tidak diterima dalam kelompok teman sekelas.

2. Kurangnya Empati: Anak-anak yang belum memahami pentingnya menghargai perasaan orang lain.

3. Persaingan Tidak Sehat: Persaingan akademis yang berlebihan dapat memicu konflik antar siswa.

b. Penyebab Masalah Interaksi Sosial

1. Perbedaan Kepribadian: Anak pemalu atau introvert mungkin kesulitan membangun hubungan dengan teman sebaya.

2. Kurangnya Keterampilan Sosial: Anak yang belum diajarkan cara berkomunikasi atau bekerja sama dengan baik.

3. Lingkungan Kelas yang Kompetitif: Fokus pada nilai dan prestasi individu dapat mengurangi rasa solidaritas di antara siswa.

c. Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial

1. Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.

2. Pengajaran Empati: Menggunakan cerita atau permainan untuk mengajarkan pentingnya memahami perasaan orang lain.

3. Kegiatan Kelas yang Inklusif: Guru dapat menciptakan aktivitas yang melibatkan semua siswa, seperti permainan tim atau diskusi kelompok.

4. Peran Guru dan Sekolah dalam Menangani Isu Sosial-Emosional

a. Guru sebagai Model Perilaku Positif

Guru harus menunjukkan empati, kesabaran, dan konsistensi dalam menangani masalah sosial-emosional di kelas. Sikap guru yang suportif dapat membantu siswa merasa diterima dan dihargai.

b. Program Pendidikan Sosial-Emosional (SEL)

Sekolah dapat mengintegrasikan

program SEL (Social-Emotional Learning) ke dalam kurikulum. Program ini bertujuan untuk mengajarkan siswa keterampilan seperti pengelolaan emosi, empati, dan keterampilan sosial.

c. Pelibatan Orang Tua

Orang tua perlu diajak bekerja sama untuk mendukung perkembangan sosial-emosional anak di rumah. Sekolah dapat mengadakan sesi konsultasi atau pelatihan untuk membantu orang tua memahami kebutuhan emosional anak.

5. Kesimpulan

Isu sosial-emosional seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial yang kurang harmonis di sekolah dasar merupakan tantangan yang dapat memengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, seperti kebijakan sekolah yang tegas, dukungan guru, dan keterlibatan orang tua, masalah ini dapat diatasi.

Menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan sosial-emosional anak adalah tanggung jawab bersama. Dengan perhatian dan upaya yang berkelanjutan, sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi anak untuk belajar, tumbuh, dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun