Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Pembayaran Cash After Delivery (CAD) dalam Perdagangan Internasional

27 September 2024   11:46 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:25 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia perdagangan ada beberapa cara pembayaran yang dapat digunakan oleh importir dan eksporti\r. Penggunaan cara pembayaran ini tergantung kepada kesepakatan antara mereka yang dibicarakan sebelum dibuatnya sales contract. Pada dasarnya cara pembayaran dapat dibedakan dengan cara pembayaran Non L/C dan cara pemvayaran dengan L/C. Dalam tulisan ini saya hanya akan membahas cara pembayaran Non L/C. Salah satunya adalah Cash After Delivery (CAD) atau dikenal dengan pembayaran tunai setelah barang diterima.

A. Pengertian Cash After Delivery (CAD)

Cash After Delivery (CAD) adalah metode pembayaran di mana pembeli membayar barang yang dipesan setelah barang tersebut diterima. Berbeda dengan metode pembayaran seperti Cash Before Delivery (CBD) atau Letter of Credit (L/C), yang mensyaratkan pembayaran sebagian atau penuh sebelum pengiriman barang, dalam CAD, penjual mengirim barang tanpa menerima pembayaran di awal. Pembayaran dilakukan setelah barang tiba di tujuan atau diterima oleh pembeli.

Berikut adalah definisi Cash After Delivery (CAD) menurut beberapa ahli dalam bidang keuangan dan perdagangan internasional:

1. James M. Taggart (Author and Trade Expert)

James M. Taggart, seorang ahli dalam bidang perdagangan internasional, mendefinisikan Cash After Delivery (CAD) sebagai berikut: "Cash After Delivery is a payment term where the buyer is obligated to make payment after receiving the goods. Unlike other terms such as prepayment or Letter of Credit, in CAD, the seller assumes the risk of non-payment since the buyer does not provide payment upfront, and the seller must trust that payment will be made after delivery." Taggart menekankan bahwa risiko utama CAD ada pada pihak penjual, karena pembeli hanya membayar setelah menerima barang.

2. M. Watson and D. Head (International Trade Experts)

Dalam buku "International Trade: An Essential Guide", Watson dan Head menyatakan: "CAD is a payment method in international trade where the buyer pays after the receipt of goods. This method is generally used when there is a high degree of trust between the buyer and seller, as the seller assumes greater risk by shipping the goods without upfront payment." Menurut mereka, CAD adalah metode yang mengandalkan kepercayaan dan digunakan dalam hubungan bisnis yang sudah terjalin dengan baik, karena adanya risiko bagi penjual.

3. Clyde E. Harris (Expert in International Finance)

Dalam bukunya, "International Finance and Payments", Harris mendefinisikan Cash After Delivery sebagai: "A method of payment where the buyer pays for goods after they have been received and inspected. The seller ships the goods before receiving payment, relying on the buyer's commitment to pay after delivery." Harris menggarisbawahi bahwa dalam CAD, pembeli tidak hanya menerima barang tetapi juga sering melakukan inspeksi atau pemeriksaan barang sebelum pembayaran dilakukan, yang memberikan fleksibilitas kepada pembeli tetapi meningkatkan risiko penjual.

Metode pembayaran ini berisiko tinggi bagi penjual karena pembeli hanya akan melakukan pembayaran setelah mereka menerima barang. Apabila pembeli tidak membayar atau ada perselisihan setelah barang diterima, penjual akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, CAD jarang digunakan dalam perdagangan internasional kecuali dalam hubungan bisnis yang sudah sangat terpercaya atau ketika melibatkan kontrak yang kuat dengan regulasi ketat.

Adaun Proses Pembayaran Cash After Delivery (CAD) ini biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Pembeli dan penjual membuat kontrak perdagangan yang menyetujui penggunaan metode CAD. Kedua belah pihak harus memiliki kepercayaan yang kuat satu sama lain karena risiko utama ada pada pihak penjual.
  • Penjual mengirim barang sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kontrak. Dalam beberapa kasus, pihak ketiga, seperti perusahaan logistik, mungkin dilibatkan untuk memastikan bahwa barang sampai di tempat tujuan dengan baik.
  • Barang diterima oleh pembeli di negara tujuan. Pada tahap ini, pembeli melakukan pengecekan kualitas dan kuantitas barang. Jika semuanya sesuai dengan spesifikasi, pembeli akan setuju untuk melanjutkan ke tahap pembayaran.
  • Setelah barang diterima, pembeli melakukan pembayaran tunai atau melalui transfer bank kepada penjual sesuai dengan harga yang telah disepakati.
  • Setelah menerima pembayaran, penjual mengkonfirmasi penerimaan uang dan proses transaksi dinyatakan selesai.

Walaupun memiliki beberapa resiko namun ada beberapa keuntungan dalam cara pembayaran Cash After Delivery (CAD), antara lain :

  • Pembeli dapat memeriksa barang sebelum melakukan pembayaran, memastikan bahwa produk sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang diharapkan.
  • Mengurangi risiko pembeli membayar untuk barang yang tidak dikirim atau barang yang tidak sesuai.
  • Keuntungan bagi penjual adalah Penjual dapat menjangkau lebih banyak pembeli yang mungkin lebih tertarik menggunakan metode pembayaran ini karena mereka tidak perlu membayar di muka.
  • Membangun kepercayaan yang lebih baik antara pembeli dan penjual, terutama jika penjual yakin bahwa pembeli adalah pihak yang dapat dipercaya.

Sedangkan  dalam hal Risiko dan Tantangan dari Cash After Delivery (CAD) adalah :

  • Risiko Penjual Tidak Mendapatkan Pembayaran: Risiko utama bagi penjual adalah kemungkinan pembeli tidak melakukan pembayaran setelah barang diterima. Ini bisa terjadi jika pembeli tidak puas dengan barang atau karena masalah keuangan di pihak pembeli.
  • Masalah Kualitas atau Klaim Pengembalian: Pembeli dapat menolak pembayaran atau menuntut pengembalian uang jika mereka merasa barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati. Hal ini bisa menjadi masalah besar terutama dalam perdagangan internasional, di mana pengiriman barang memakan waktu dan biaya yang cukup besar
  • Di beberapa negara, metode pembayaran ini mungkin tidak diizinkan atau tidak diatur secara ketat, sehingga sulit bagi penjual untuk menuntut pembayaran jika terjadi perselisihan.
  • Kedua belah pihak harus memiliki kepercayaan yang sangat tinggi satu sama lain. Hubungan bisnis yang terjalin lama dan rekam jejak yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa transaksi berjalan lancar.

Yang menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana mengurangi  risiko yang akan terjadi dalam cara pembayaran Cash After Delivery (CAD) ini. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penjual untuk memitigasi hal tersebut, antara lain :

  • Membangun hubungan bisnis yang kuat dengan mitra bisnis kita,  apalagi jika dengan mitra bisnis yang memiliki reputasi baik dan telah terjalin hubungan kerja sama dalam jangka panjang.
  • Memanfaatkan jasa pihak ketiga seperti bank atau perusahaan logistik terpercaya yang bisa memastikan bahwa pembeli melakukan pembayaran setelah barang diterima.
  • Penjual dapat mempertimbangkan untuk menggunakan asuransi kredit ekspor untuk melindungi diri dari risiko tidak menerima pembayaran.
  • Penjual harus memastikan semua dokumen perdagangan seperti faktur, konosemen, dan bukti pengiriman jelas dan sesuai dengan kesepakatan untuk menghindari sengketa setelah barang diterima.

Metode pembayaran dengan Cash After Delivery (CAD) Dapat Digunakan dengan kondisi dimana, Jika penjual dan pembeli telah memiliki hubungan bisnis yang panjang dan saling percaya, CAD bisa menjadi pilihan metode pembayaran yang nyaman, metode ini sering digunakan dalam perdagangan internasional untuk transaksi dalam jumlah kecil di mana risiko kerugian bagi penjual lebih dapat ditoleransi serta negara dengan Regulasi yang Kuat: Di beberapa negara yang memiliki sistem hukum perdagangan internasional yang ketat dan adil, penjual dapat merasa lebih aman menggunakan metode ini karena ada regulasi yang melindungi hak-hak mereka.

Dari beberapa pembahasan di atas, maka Cash After Delivery (CAD) adalah salah satu metode pembayaran dalam perdagangan internasional yang menawarkan fleksibilitas bagi pembeli dan penjual. Meskipun berisiko tinggi bagi penjual karena pembayaran hanya dilakukan setelah barang diterima oleh pembeli, metode ini dapat digunakan dalam kondisi tertentu, seperti adanya kepercayaan yang kuat antara kedua belah pihak atau dalam transaksi dengan jumlah kecil. Namun, karena risiko yang cukup besar, sangat penting bagi penjual untuk melakukan mitigasi risiko dengan berbagai langkah seperti membangun hubungan bisnis yang kuat, menggunakan asuransi perdagangan, dan memastikan dokumentasi yang jelas. Dalam dunia perdagangan internasional yang penuh dengan ketidakpastian, CAD hanya cocok digunakan dalam situasi di mana kepercayaan antara pembeli dan penjual telah terbentuk dengan baik.

Salam semoga bermanfaat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun