Harga cabai di pasaran terus merangsek naik. Malahan harga komoditas yang satu ini di beberapa daerah sudah bersaing dengan harga daging.
Di berbagai pasar tradisional Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, misalnya. Cabai rawit dijual pada kisaran Rp80 ribu per kilogram (kg). Sementara di sejumlah tempat di Kabupaten Cilacap, harganya mencapai Rp100 ribu per kg.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Srategis (PIHPS) menunjukkan, harga cabai rawit pada pekan kelima Juli menembus Rp68.650 per kg atau tertinggi sepanjang tahun. Sementara itu, harga cabai merah pada pekan kelima Juli mencapai Rp57.600 per kg, turun dari level tertingginya selama setahun terakhir pada pekan ketiga Juli yang mencapai Rp59.800 per kg.
Pekan lalu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bahkan menyebut komoditas cabe rawit merupakan penyumbang inflasi terbesar dengan kontribusi 0,12%, dari inflasi minggu keempat Juli 2019 sebesar 0,23% secara bulanan atau 3,23% secara tahunan. Kenaikan harga cabai rawit disebabkan musim panen yang meleset dari jadwal. Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat turut memengaruhi pergerakan harga cabai rawit.
Meski harga cabai di pasaran sudah merangsek tinggi, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendaga), tetap tenang. Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan dan Jasa, Lasminingsih, menegaskan pihaknya tidak akan mengimpor cabai untuk mengendalikan inflasi, mengingat cabai bukan merupakan jenis komoditas tahan lama.
Keputusan itu diperkuat dengan fakta bahwa harga kebutuhan pokok secara nasional relatif stabil. Hanya cabai yang harganya relatif mahal secara nasional karena ketersediaanya sedikit terganggu di musim kemarau saat ini.
"Tapi sejauh mana terganggunya, tidak terlalu seperti tahun-tahun sebelumnya karena kita sudah bisa menjaga kondisi. Mahalnya harga cabai itu kan musiman," ujarnya.
Ia memperkirakan harga cabai kembali pulih atau normal seperti biasa pada akhir Agustus 2019. Hal itu karena pada awal September para petani akan mulai panen cabai sehingga ketersediaannya di pasaran akan melimpah.
Nada optimistis juga mengalir dari bibir Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmodjo. Ia memprediksi harga cabai rawit maupun cabai merah diperkirakan kembali ke level normalnya pada pertengahan Agustus 2019. Hal ini dimungkinkan mengingat sejumlah daerah ditargetkan mengalami panen.Â
Meski demikian, perlu diwanti-wanti perkiraan tersebut berpeluang meleset apabila kekeringan yang terjadi di sejumlah sentra produksi mengakibatkan gangguan panen.Â