Mohon tunggu...
Sri Mustari Handayani
Sri Mustari Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru selalu belajar sepanjang hayat

Guru, belajar menulis, berbagi ilmu dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Deburan Ombak Berkejaran

25 Oktober 2022   20:33 Diperbarui: 25 Oktober 2022   20:38 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang cerah, langit tampak membiru, rupanya matahari telah bangun dari peraduannya. Semakin meninggi, semakin terasa menyengat kulit. 

Siang itu, Marini berjalan di tepian pantai dengan gaun putih, topi bundar warna pink melingkar di kepalanya, bak bidadari dari langit, tak tertinggal dalam genggaman tangan handphone miliknya. 

Berjalan santai menelusuri indahnya pantai Pangandaran, Marini terlihat nyaman walaupun udara cukup terik siang itu. Setelah lama jauh berjalan akhirnya Marini duduk sambil bermain air yang mendekati kakinya yang nampak lembut dan mulus. Buih-buih ombak pantai cukup menemaninya. Sesekali memotret keindahan alam dan sesekali berpose selfie dengan berbagai gaya. 

Marini adalah gadis cantik mojang pangandaran yang cukup terkenal di daerah itu. Dengan kecantikan, kecerdasan dan kemampuannya yang mengarah ke bidang seni dan modeling. Banyak teman sebayanya yang merasa iri dengan bakat dan kemampuannya. 

Saat tengah asyik dengan dirinya, terlihatlah beberapa teman menghampirinya. Marini pun merasa senang dan menyambutnya dengan senyuman. Beberapa teman itu ada yang terlihat benar-benar baik mendekati. Ada yang terlihat cuek, bahkan usil, nyinyir  seraya  memperolok - olok keberadaan Marini ditempat itu menyendiri. Bagi Marini menyendiri bukan berarti tidak memiliki teman, menyendiri bukan berarti pasif. 

Vira, adalah  teman satu kelas di sekolah dan merupakan tetangga terdekat Marini,  namun mereka tidak pernah cocok . Vira dengan gayanya yang urakan berkata " Hai kamu, ngapain sendiri di sini? Sambil tertawa seolah melecehkannya, kemudian berteriak sambil menatap sinis " Eh, mau menyalurkan hobi lo ya! lupa gue, kalau punya tetangga model!! Hahaha...

Marini hanya tersenyum dan membiarkan mereka Menertawakannya. Namun ada satu orang diantara mereka justru terlihat iba kepada Marini. 

Namun Marini tidak berharap di antara mereka ada yang membela dirinya. Menurut Marini itu sudah biasa, dan selama ini orang tua dan dirinyalah yang memotivasi untuk selalu berkarya. diantara mereka toh belum ada yang menonjolkan kemampuannya.  Kalaupun mereka punya kemampuan Marini tidak pernah merasa usil dan ingin bersaing dengannya. Selama ini Marini juga sama seperti mereka mempunyai beberapa sahabat, namun sahabat Marini lebih suka berkumpul bersamanya jika ada kegiatan saja, jarang nongkrong - nongkrong seperi Vira dan kawannya. 

Marini gadis yang penuh percaya diri, keyakinan dan kesungguhannya tidak pernah tergoyahkan oleh perkataan orang lain, mentalnya sudah terdidik untuk mempercayai dirinya sendiri dan menjadi dirinya sendiri. Tak perlu kejar mengejar seperti ombak di pantai itu, hidup ini bukan sebuah kompetisi. 

Prinsipnya adalah jangan biarkan opini orang lain menenggelamkan suara dari dalam dirinya, karena yang tahu diri kita sendiri. Kunci dari kesuksesan adalah fokus pada tujuan, bukan hambatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun