Mohon tunggu...
Sri Endang
Sri Endang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Klasik dan Implikasinya dalam Pembelajaran

22 Desember 2023   17:46 Diperbarui: 22 Desember 2023   17:49 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

e.Sikap mandiri, kreativitas, dan percaya diri diperkuat dengan penilaian atas diri sendiri.

Proses belajar harus melibatkan pengalama langsung, berfikir serta merasakan kehendak sendiri dan melibatkan seluruh pribadi peserta didik sehingga hasil belajar dapat di rasakan diri individu. Belajar yang bermakna tidak lain hanyalah belajar yang dapat memenuhi kebutuhan nyata individu (Agus Taufik,2007:6,7).

              Carl Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut ini.

 Manusia mempunyai dorongan alamiah untuk belajar, dorongan ingin tahu, melakukan eksplorasi dan mengasimilasikan pengalaman baru. 

Belajar akan bermakna apabila materi yang dipelajari relevan dengan kebutuhan anak.

Belajar harus diperkuat dengan jelas mengurangi ancaman eksternal, seperti hukuman, penilaian,sikap merendahkan murid, mencemoohkan dan sebagainnya.

Belajar atas inisiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi, baik faktor internal maupun personal.

Sikap mandiri, kreativitas, dan percaya diri diperkuat dengan penilaian atas diri sendiri.

Proses belajar harus melibatkan pengalama langsung, berfikir serta merasakan kehendak sendiri dan melibatkan seluruh pribadi peserta didik sehingga hasil belajar dapat di rasakan diri individu. Belajar yang bermakna tidak lain hanyalah belajar yang dapat memenuhi kebutuhan nyata individu (Agus Taufik,2007:6,7).

      c.Teori Belajar kognitif

Tokoh pelopor teori belajar kognitif yang terkenal antara lain MaxWertheimer, Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, Kurt Lewin, dan Jean Piaget. MaxWertheimer (1880-1943), Wolfgang Kohler (1887-1967), Kurt Koffka (1886-1941) merupakan pionir teori gestalt (Agus Taufik, 2007: 6.8). Teori inimenekankan bahwa keseluruhan lebih berarti daripada bagian-bagian. Artinyaproses belajar dalam teori ini harus dimulai dari keseluruhan dahulu, barumenganalisa bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Misalnya, permulaan membacauntuk anak SD yang baik adalah mengajarinya keseluruhan barudianalisis/dipisahkan per kata, per suku kata, dan per huruf. Contoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun