Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Relevankah Soal Berbentuk Pilihan Ganda Diterapkan di Sekolah?

24 September 2023   19:33 Diperbarui: 24 September 2023   19:39 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: istockphoto.com

Ujian, sampai sekarang masih tetap menjadi satu hal yang digunakan sebagai tolok ukur kemampuan seseorang. Ketika seorang siswa akan naik ke jenjang yang lebih tinggi, harus melewati satu tahap yang dinamakan ujian. Ketika seseorang hendak melamar sebuah pekerjaan, pasti melalui satu ujian. Pun, ketika seorang pegawai akan naik pangkat atau jabatan harus melalui sebuah ujian.

Karena ujian masih menjadi satu hal yang diagungkan, tak sedikit orang yang menggunakan berbagai macam cara agar bisa lulus ujian. Mulai dari mencontek, memakai joki bahkan tak sedikit yang menggunakan jasa orang pintar. Hmmm.

Bentuk ujian sangatlah berragam. Ada ujian yang berbentuk tulis juga ada yang berbentuk lisan. Ujian tulispun banyak sekali macamnya, ada yang berbentuk memilih, isian ataupun uraian. Bentuk soal pilihanpun banyak sekali macamnya. Yang umum digunakan adalah pilihan ganda dengan memilih salah satu jawaban yang paling benar atau biasa dikenal dengan multiple choice. Selain itu, ada lagi soal yang berbentuk memilih benar atau salah. Ada lagi yang berbentuk memilih jawaban benar lebih dari satu atau disebut pilihan ganda komplek. Juga ada yang berbentuk menjodohkan dan banyak lagi lainnya.

Memang, semua bentuk soal pilihan, rasanya lebih gampang dikerjakan dibanding dengan soal bentuk isian, essay atau uraian. Mengapa? Sepanjang yang penulis alami dan ketahui, banyak siswa yang ketika tidak bisa mengerjakan soal, akan cenderung memilih asal-asalan saja, tanpa ada dasar atau alasan mengapa harus memilih a, b atau c.

Berbicara tentang bentuk soal pilihan ganda, akhir-akhir jagat maya dihebohkan dengan tayangan sebuah video pendek di youtube milik seorang content creator, yaitu Felicia Tjiasaka. Dalam video berdurasi 49 detik tersebut Felicia bertanya kepada Maudy Ayunda, jika dia (Maudy) menjadi Menteri Pendidikan. Maudy menjawab, hal yang akan dilakukan jika dia menjadi Menteri Pendidikan adalah menghapus soal berbentuk pilihan ganda, karena bentuk soal pilihan ganda hanya mengandalkan memorization bukan critical and analyzing.

Perihal pernyataan Maudy Ayunda tersebut ternyata menuai berbagai tanggapan pro dan kontra. Soal pilihan ganda tidak semuanya negatif. Ada beberapa kelebihan soal berbentuk pilihan ganda, antara lain:

1. Lebih cepat dan lebih mudah untuk mengoreksinya, dan ini penting diterapkan apabila berada dalam waktu yang mendesak.

2. Lebih mudah untuk menganalisis soal, sehingga memungkinkan untuk lebih cepat mengetahui materi yang kurang dikuasai siswa

3. Lebih efisien dalam memberikan penilaian serta lebih obyektif. Untuk bentuk soal pilihan ganda, tidak ada toleransi atas jawaban salah.

4. Mudah diterapkan dalam membuat soal secara online.

5. Lebih mudah untuk dikerjakan dan bisa dijawab dalam waktu singkat.

Selain beberapa kelebihan tersebut, tidak bisa dipungkiri, ternyata soal berbentuk pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Pembuatan soalnya memerlukan waktu yang lama karena selain membuat soal, pembuat soal harus menyediakan alternatif jawaban yang homogen

2. Memungkinkan menjawab soal secara spekulasi, artinya, ketika tidak benar-benar faham dengan soalnya, hanya menebak jawaban saja.

3. Kemungkinan jawaban bocor lebih besar.

4. Nilai yang tinggi tidak menjamin kemampuan yang sebenarnya, karena bisa jadi mendapatkan nilai tinggi tersebut hanya secara kebetulan.

Melihat kelebihan serta kelemahan tersebut, kiranya penghapusan soal pilihan ganda perlu dipertimbangkan kembali terutama diperuntukkan bagi sekolah yang berada dipinggiran dimana kemampuan calistung peserta didik dalam fase tertentu masih lemah dibandingkan sekolah yang ada di perkotaan, sehingga bentuk soal pilihan ganda masih menjadi solusi dalam memberikan asesmen.

Blitar, 24 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun