Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebijakan Pemerintah tentang Bantuan Biaya Pendidikan, Apakah Sudah Merata?

30 Juli 2022   16:36 Diperbarui: 30 Juli 2022   16:44 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bontangpost.id

Satu hal yang selalu menjadi pemikiran tersendiri bagi para orang tua adalah keinginan untuk bisa membiayai sekolah anak-anaknya setinggi-tingginya dengan tujuan ketika satu hal terjadi nanti (baca: orang tua meninggal dunia) anak-anak yang ditinggalkan sudah dalam keadaan mapan secara finansial.

Membiayai sekolah dan kuliah anak membutuhkan dana yang tidak sedikit  serta  jangka waktu yang sangat panjang. Membutuhkan  waktu minimal  16 tahun untuk melihat anak-anak selesai pendidikannya. Dimulai dari tingkat pre school, Sekolah Dasar, Sekolah menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan perguruan Tinggi.

Memang, lulus pendidikan tinggi bukan jaminan untuk bisa mendapatkan pekerjaan bagus, tetapi setidaknya, dengan sekolah tinggi, kita sudah cukup memberikan bekal bagi anak-anak kita, minimal memiliki pengalaman yang lebih dibanding dengan yang hanya mengenyam pendidikan tingkat dasar.

Melihat kenaikan biaya sekolah dan kuliah yang semakin merangkak, memang harus ada perencanaan sejak anak tersebut masih kecil. Tetapi, menyisihkan sebagian gajipun bukanlah hal yang mudah dilakukan terutama bagi orang dengan penghasilan yang pas-pasan serta gaji yang tidak menentu.

Bagi sebagian orang dengan besaran gaji yang pas-pasan, uang akan habis untuk keperluan jangka pendek seperti kebutuhan sehari-hari saja. Bagaimana akan menyisihkan untuk deposit biaya kuliah, sedangkah untuk keperluan sehari-hari saja sangat minim.

Saat ini, beasiswa kuliah terbuka lebar bagi orang dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Banyak program pemerintah yang sangat memihak kepada rakyat ekonomi lemah (baca: miskin). 

Kita lihat ada PKH (Program Keluarga Harapan), PIP (Program Indonesia Pintar), BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskin), KPS (Kartu Perlindungan Sosial), beasiswa bidik misi dan lain-lain. Lantas bagaimana nasib orang dengan tingkat ekonomi yang sedang-sedang saja? Mereka tidak bisa mendapatkan fasilitas tersebut, padahal secara finasial mereka tergolong lemah.

Ada satu hal yang baru saya alami. Sebagai seorang guru, naluri saya untuk bisa membantu biaya pendidikan peserta didik saya sangatlah besar. Karena saya tidak bisa membantu secara materi, maka saya mengusahakan dan mengusulkan salah satu peserta didik saya untuk bisa mendapatkan bantuan pemerintah. 

Tetapi, seperti biasa, karena ada satu poin persyaratan yang berbunyi harus melampirkan surat keterangan tidak mampu dari desa atau kelurahan, maka pupuslah harapan saya untuk bisa membantu, karena sekarang, desa dan kelurahan tidak diperbolehkan membuat surat keterangan tidak mampu kalau keluarga tersebut belum tercatat atau terdata sebagai MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). 

Menurut kaca mata saya, banyak warga yang berpenghasilan rendah tetapi belum masuk data MBR. Setahu saya, ada kriteria sebuah keluarga digolongkan keluarga tidak mampu, seperti keadaan rumah, rekening listrik, juga seberapa sering keluarga tersebut mengkonsumsi daging.

Banyak sekali ada disekitar kita, keluarga yang mampu tetapi terdata sebagai keluarga kurang mampu, sebaliknya keluarga yang sebenarnya tidak mampu tetapi tidak masuk data sebagai keluarga tidak mampu. Hal ini yang seharusnya menjadi PR dan perhatian  bagi pemerintah untuk mengkaji dan mendata ulang perihal kesejahteraan warga masyarakat terutama yang berkaitan dengan bantuan biaya pendidikan. 

Bantuan biaya pendidikan seharusnya diberikan secara merata sehingga bukan hanya golongan tertentu saja yang bisa mendapatkannya.

Flasback ke masa kuliah  pada era tahun 1990 an, beasiswa adalah satu bentuk reward bagi mahasiswa berprestasi. Beasiswa Supersemar namanya. Mahasiswa yang bisa mendapatkan beasiswa tersebut haruslah mahasiswa yang memenuhi persyarakat tertentu antara lain Indeks Prestasi Komulatif (IPK) nya harus tinggi. Hal ini membuat mahasiswa berpacu untuk meningkatkan prestasi akademis (IPK) demi sebuah penghargaan yang bernama beasiswa Supersemar.

Lantas, persiapan apa yang seharusnya dan sebaiknya dilakukan agar kita tetap bisa membiayai kuliah putra putri kita, sementara kebutuhan sehari-hari juga tetap terpenuhi dengan baik.

Pertama, menyisihkan sebagian uang untuk persiapan pendidikan. Tidak perlu dalam jumlah yang besar, tetapi harus secara rutin dilakukan. Menyisihkan uang dalam jumlah besar tentu akan berimbas pada kelangsungan hidup sehari-hari. Tabungan yang kita sisihkan lebih baik dalam bentuk asuransi pendidikan.

Kedua, persiapkan tabungan dalam jangka panjang. Pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit sebaiknya ditanamkan dalam pribadi kita dalam hal ini.

Ketiga, menganggap uang tabungan kita "tidak ada". Dengan memiliki anggapan yang demikian, kita tidak akan tergoda untuk mengambil tabungan yang terkumpul.

Selain itu saya juga optimis, bahwa setiap anak membawa rezekinya masing-masing. Dan insyaAllah selama kita berusaha dengan baik, selalu ada jalan untuk melewati semua halangan dan kendala yang ada.

Dan yang harus dilakukan selanjutnya adalah menyiapkan mental putra putri kita bahwa jangan menganggap kuliah adalah satu-satunya jalan untuk bisa bekerja, sehingga tidak ada beban ketika lulus kuliah dan tidak bisa bekerja sesuai dengan jurusan yang diambil.

Blitar, 30 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun