Perlakuan para gurupun saat mengajar sama dengan memperlakukan anak yang lain, karena anak tersebut bisa menangkap dengan baik suara, maupun penjelasan yang diberikan guru. Kemampuan mendengar, melihat serta berbicarapun sangat baik.
Satu hal yang menjadi kelemahan anak tersebut adalah ketika ujian menulis. Tangannya tidak bisa digunakan untuk menulis dengan baik, sehingga terkadang jawabannya tidak bisa terbaca dengan jelas. Tetapi sebagai seorang guru, tentunya haruslah bijaksana dalam memberikan sebuah penilaian terhadap peserta didik.Â
Tulisan atau jawaban yang tidak jelas bisa diperjelas dengan jawaban secara verbal. Selain itu, tentunya dia sangat lemah dalam bidang pendidikan jasmani, karena dia memang memiliki kekurangan dalam hal fisik.
Satu hal yang membuat saya trenyuh, adalah saat jam istirahat tiba, dimana semua anak berebut berlarian keluar kelas baik untuk bermain maupun hanya sekedar mencari udara segar setelah sekian jam berada dalam kelas. Si anak hanya duduk sendirian di dalam kelas sampai tiba jam pulang.
Selepas sekolah dasar, si anak tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan yang dimiliki, sehingga hanya belajar secara mandiri di rumah dengan browsing berbagai informasi.Â
Dan hasilnya, pengetahuan yang dimiliki tidak kalah dengan anak yang menempuh pendidikan secara formal disekolah. Begitu pula dalam bidang tehnologi, sianak sangat mahir mengoperasikan laptop meskipun belajar tanpa bimbingan seorang guru.
Memang, sebaiknya, si anak bersekolah di sekolah khusus, sehingga si anak tidak merasa minder dengan keadaan fisik yang dimilikinya, serta bisa mengembangkan potensi dirinya dengan baik sehingga kemampuan yang dimilikinya semakin terasah dengan baik.
Blitar, 25 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H