Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Selektif dalam Membeli Sesuatu? Itu Harus

14 Mei 2022   21:15 Diperbarui: 14 Mei 2022   21:29 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.skillacademy.com

Setelah berpuasa Ramadhan selama satu bulan penuh, saatnya hari kemenangan tiba. Harapan kita semua, jiwa kembali fitri seperti sebuah lembaran baru. Lembaran yang kan dituliskan hal-hal baru yang lebih baik dan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Idul Fitri sangat identik dengan saling anjangsana, saling maaf dan memaafkan. Tidak ada lagi dendam, tak ada lagi dosa.

Semua orang dibuat sibuk untuk menyambut hari kemenangan, meskipun kadang, esensi dari hari kemenangan itu sendiri seakan sedikit bergeser.

Menyiapkan segala sesuatu, mulai dari kue-kue lebaran untuk menyambut tamu, aneka jamuan makan untuk para tamu, rumah yang teduh serta nyaman supaya  terkesan adem serta tidak "malu-maluin", baju baru untuk bersilaturahmi, angpao/THR untuk anak-anak kecil yang bersilaturahmi dan lain-lain.

Istimewanya lagi, libur hari raya Idul Fitri identik dengan libur yang panjang, ada cuti bersama dalam rangkaian hari libur ini dan tentu saja hal  ini memberi kesempatan bagi para pekerja yang bekerja di kota untuk mudik ke kampung halaman demi menghabiskan liburannya serta saat yang tepat untuk sungkem kepada orang tua.

Tapi, saat ini, libur hari raya tlah usai. Sekarang bagi para pelajar dan mahasiswa sudah waktunya kembali ke sekolah dan ke kampus, bagi para pekerja saatnya kembali bekerja dan beraktifitas seperti sebelumnya, meskipun euphoria lebaran belum benar-benar hilang, karena sebagian daerah masih ada yang mendapatkan perpanjangan liburan dan bahkan ada yang menerapkan Work From Home (WFH).

Hari raya memberikan kesan yang mendalam terutama bagi anak-anak, karena sebagian besar akan mendapatkan sangu atau THR pada moment hari lebaran tersebut.

Sudah menjadi sebuah rahasia umum, jika anak-anak  sangat bahagia dan antusias apabila lebaran tiba. Makna hari kemenangan rupanya betul-betul merasuk ke dalam jiwa mereka.

Anak-anak akan dengan bangganya membeli berbagai ragam barang menggunakan "uang mereka sendiri". Ada yang digunakan untuk membeli jajanan kesukaan mereka, mainan, atau bahkan ada yang dengan senang hati ingin menabung uang yang mereka miliki.

Sebagai orang tua, meskipun tidak berhak campur tangan dengan keinginan apa yang hendak dipenuhi oleh anak-anak, dengan menggunakan uang milik mereka sendiri, tapi seyogyanya sebagai orang tua bisa mengarahkan barang apa saja yang layak dibeli atau tidak layak untuk dibeli.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan bagi orang tua, bagaimana sebaiknya anak-anak mengelola uang milik mereka sendiri.

Pertama, beri motivasi ke anak, bahwa lebih baik uang yang dimiliki ditabung, sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting di masa mendatang. Dengan cara ini, orang tua bisa melatih anak untuk bisa belajar berhemat dan melatih diri menyisihkan uang

Kedua, belikan perhiasan (emas), meskipun kecil. Ini juga salah satu cara untuk belajar berinvestasi. Tidak akan pernah ada ruginya berinvestasi dalam bentuk perhiasan emas.

Ketiga, belikan barang yang bermanfaat, seperti pakaian, sepatu, tas atau untuk keperluan sekolahnya. Bisa juga dibelikan sepeda.

Keempat, seandainya terpaksa beli mainan, jangan beli yang harganya terlalu mahal. Karena sebagus apapun sebuah mainan, hanya akan terpakai untuk beberapa hari atau bulan saja. Anak akan cepat bosan begitu ada jenis mainan baru lagi. Dan ketika mainan sudah tidak dipakai lagi, akan menjadi barang rongsokan yang sudah tidak ada harganya sama sekali.

Satu hal yang perlu ditanamkan ke anak adalah, untuk bisa lebih berorientasi ke masa yang akan datang, tidak bersikap boros, tidak aji mumpung, serta bersikap konsumtif karena hal ini akan membentuk kepribadian anak yang akan tetap diingat serta terpatri ke dalam jiwa mereka.

Blitar, 14 mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun