Kisah Wanita Tua
By: Sri Endah Mufidah
Seorang wanita renta berjalan sendiri
Menggendong seonggok  kayu bakar
Dengan langkah tertatih dan  terseok-seok
Nafasnya tersengal dan terengah
Menyusuri jalan setapak nan sepi
Tanpa alas kaki
Panas terik mentari tak ia peduli
Pantang baginya untuk dikasihani
        Sesekali diturunkan kayu dan ranting kering
        Yang digendongnya
        Seraya mengibaskan jarik usangnya
        Untuk mengusap peluh yang membasahi dahi
        Mata sipitnya menatap ke langit
        Ucapkan doa lirih
        Semoga hari tidak  hujan
Kulit keriput serta warna perak rambutnya
Gambarkan usia senja yang dimiliki
Asam garam hidup telah direguknya
Pahit getirnya perjalanan telah dilalui
Menjalani taqdir Ilahi rabbi
        Tak banyak yang diharap dan dipinta
        Hanya sesuap nasi 'tuk isi perutnya
        Juga seteguk air tuk hilangkan dahaga
        Agar ada tenaga
        Untuk bermunajat padaNya
        Bekal menghadap ke haribaanNya
Blitar, 17 Maret 2022