sumber gambar:https://3.bp.blogspot.com/
"Brak".....Inaya membanting pintu kamarnya. Dia benamkan kepalanya diatas bantal diatas tempat tidurnya sambil sesenggukan menangis. Dia tengkurap. Air mata mengucur deras dari kedua matanya.
Dia mengutuk dirinya sendiri. Dia juga benci kepada dirinya sendiri, kenapa dia tidak berterus terang kepada Farid perihal perasaannya. Dia begitu memegang teguh prinsip, jika seorang wanita tabu bila harus mengungkapkan perasaan suka serta cintanya kepada lawan jenisnya. Selama ini dia hanya menunggu. Ya, dia selalu menunggu suatu saat Farid akan mengungkapkan perasannya juga kepada Inaya.
Ibunya yang sedang memasak didapur kaget mendengar pintu kamar yang dibanting.
"Inaya...," panggil ibunya.
"Kamu kenapa?," lanjutnya
Meskipun mendengar panggilan ibunya, tapi Inaya sengaja tidak menyahutnya. Inaya takut bila ibunya akan mengkhawatirkannya.
Pikiran Inaya kembali melayang ke peristiwa beberapa tahun yang lalu. Awal perkenalan Inaya dengan Farid. Saat itu Farid datang melamar ke tempat Inaya bekerja. Penampilan Farid yang sederhana serta rapi cukup menyita perhatian Inaya. Rambutnya pendek dengan sedikit poni diatas keningnya. Sesekali dia menyibakkan rambut poninya yang agak panjang. Inaya senang sekali mencuri pandang, memandangi Farid yang sedang berbicara. Farid adalah seorang lelaki gentle lulusan pergurun tinggi ternama di kota Surabaya.
Yang terjadi selanjutnya adalah, antara Farid dan Inaya laksana dua sejoli. Dimana ada Farid bisa dipastikan disitu pasti ada Inaya. Saat istirahat, saat makan, mereka selalu berdua. Inaya sudah merasa sangat nyaman saat menghabiskan waktu berdua.
Farid seringkali bercerita tentang keluarganya, kehidupannya, juga masa kecilnya. Inaya sering hanya sebagai pendengar setia dan selalu mendengarkan semua curhat yang dilontarkan Farid. Inaya sungguh salut atas ketegaran Farid. Ternyata Farid terlahir dari keluarga broken home. Ayah dan ibunya bercerai saat Farid masih balita. Farid ikut ayahnya, sedangkan adik satu-satunya ikut ibunya. Farid tinggal bersama seorang ibu tiri. Meskipun tidak sekejam dalam film-film, tapi tentu tidak sama antara kasih sayang seorang ibu kandung dengan ibu tiri.