3. Kurangnya pengetahuan ibu saat sebelum hamil, saat hamil dan setelah melahirkan. Hal ini termasuk pengetahuan si ibu tentang kebutuhan gizi juga nutrisi, Â baik bagi ibu maupun anak.
4. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan. Contohnya adalah, rumah yang dalam kondisi terisolir atau jauh dari pelayanan kesehatan serta sarana transportasi yang terbatas menuju tempat layanan kesehatan.
5. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Hal ini mungkin terjadi didaerah yang sering mengalami kekeringan serta didaerah pegunungan yang belum terjangkau saluran air bersih.
6. Mahalnya makanan yang bergizi. Hal ini mungkin terjadi didaerah pedalaman, dimana jauh dari pusat kota sehingga harga makanan dengan nilai gizi tinggi sulit didapat ataupun belum begitu bisa dijangkau masyarakat.
Ciri-ciri anak yang stunting.
Anak yang mengalami stunting memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali antara lain:
1. Pertumbuhan tubuhnya cenderung melambat. Hal ini terlihat dari grafik pada buku kesehatannya yang cenderung tetap atau bahkan menurun. Terlebih jika si anak berada dibawah garis merah.
2. Wajah tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya. Wajah anak yang mengalami stunting cenderung wajahnya lebih muda dibanding usianya, meskipun usianya sudah semakin dewasa.
3. Pertumbuhan gigi lambat.
4. Berat badan balita cenderung tidak naik
5. Anak mudah terjangkit infeksi. Hal ini terjadi karena kekurangan  nutrisi yang diperlukan tubuh, sehingga tubuhnya rentan dengan penyakit.