Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menerima dengan Legowo Apa yang Kita Miliki adalah Kunci Hidup Bahagia

2 November 2021   09:54 Diperbarui: 2 November 2021   10:11 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kajian subuh tanggal 31 Oktober 2021 disampaikan oleh Bapak KH Taufiq Abdul jalil dari PP Al Kautsar Pandaan Pasuruan. Beliau juga sebagai Kepala Kankemenag kabupaten Blitar.

Pengertian Tasawuf dari sisi linguistik dapat dipahami sebagai sikap mental. Yakni sikap mental yang senantiasa memelihara kesucian diri, ibadah, menjalani kehidupan dengan sederhana, hingga sikap rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bijaksana.

Sedangkan dari segi istilah, pengertian tasawuf adalah manusia yang memiliki keterbatasan dan berupaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan diri dari pengaruh kehidupan dunia. Hidupnya dihabiskan untuk mencari kebahagiaan akherat.

Ahli Tasawuf yang bisa dijadikan panutan antara lain:

1. Imam Ghozali

2. Imam Junaedi

3. Imam al Bustomi

Dan salah satu ahli tasawuf /Sufi yang tidak pernah kalah dalam berdebat dalam hal agama adalah Imam Al Bustomi. Tetapi beliau pernah kalah berdebat dalam masalah zuhud. Pendapat al Bustomi tentang zuhud adalah bahwa apabila ada makanan, maka kamu makan, dan kalau tidak ada makanan, maka kamu seyogyanya berpuasa. Ada salah satu orang yang mendebat pernyataan al Bustomi tersebut. 

Dia menjelaskan bahwa apabila sedang tidak memiliki makanan kita harus berpuasa, maka semua anjing itu selalu bersifat zuhud. Karena apa? Anjing hanya akan makan apa yang ada didepannya. Selain itu, orang tersebut juga menjelaskan definisi yang paling bijaksana tentang zuhud, yaitu apabila tidak ada makanan, kita seyogyanya berpuasa, sedang apabila ada makanan, kita harus menengok ke sekeliling kita, apakah masih ada disekitar kita orang yang kelaparan. Apabila masih ada, kita harus membagi apa yang kita miliki dan apabila sudah tidak ada yang kelaparan, barulah kita boleh memakannya.

Selain itu, dijelaskan pula tentang tanda-tanda orang yang bahagia, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun