Acara pagi ini, dibuka oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan sambutan dari Ketua Takmir masjid.Â
Sebagai acara inti adalah Mauidzah Hasanah yang diisi oleh Romo KH Agus Muadzin pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum kelurahan Kedungbunder Kecamatan Sutojayan Blitar dan doa penutup juga disampaikan oleh beliau.
Menyikapi tentang Pandemi covid 19, KH Agus Muadzin menjelaskan bahwa sejak janin berusia 120 hari dalam kandungan, Allah sudah menuliskan taqdir manusia, baik itu tentang jodoh, ajal dan segala sesuatunya.Â
Tentang ajal, ada dua kemungkinan bagi manusia yang terkena covid yaitu waras (sembuh dari sakit) atau bablas (meninggal dunia). Jadi, bagaimanapun juga kita harus berihtiar untuk selalu menjaga kesehatan, dan apabila sudah terinfeksi, kita juga harus berihtiar untuk sembuh dengan cara berobat.Â
Beliau juga menjelaskan bahwa semua jamaah yang saat ini sedang menghadiri kajian subuh memilik nyawa saringan karena sudah banyak orang yang meninggal akibat terinfeksi virus covid 19.
Masih menjelaskan tentang kematian, Â bahwa semua orang apabila sudah berusia diatas 40 tahun sudah harus menyiapkan diri menghadapi kematian.Â
Dan apabila sampai usia ini, kebaikan yang dilakukan belum bisa mengalahkan keburukannya, maka orang tersebut harus bersiap diri untuk masuk ke dalam neraka.
Makam atau kuburan selalu mengingatkan dan bicara kepada manusia tetapi sayangnya tidak ada manusia yang bisa mendengarnya. Tiga kalimat yang selalu diucapkan kuburan adalah:
1. saya (kuburan) adalah rumah yang gelap gulita
2. saya (kuburan) adalah rumah duka cita
3. saya (kuburan) adalah rumah belatung.