Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Impian Masa Kecil yang Kandas

10 Agustus 2021   13:35 Diperbarui: 10 Agustus 2021   13:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Euforia kemenangan atas prestasi yang diperoleh Apriyani dan Greysia masih terasa. Siapa yang tidak ingin berprestasi seperti mereka? Mereka bak artis yang disangat dipuja-puja penggemarnya. Selain itu, hadiah dan berbagai bonus banyak mereka dapat.  Jujur, karena saya bukan penggemar olah raga, maka saya tidak begitu mengenal mereka berdua sebelumnya.

Dulu pernah terbersit keinginan untuk bisa menjadi seorang atlit. Yang aku ingat, saat masih usia SD, aku sering sekali mengikuti pertandingan bola kasti. Memang saat itu, olah raga kasti begitu gencar dipertandingkan. Mungkin, karena waktu itu belum ada gadget, jadi bermain dan olah raga  menjadi salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang. Setiap jam istirahat sekolah, sepulang sekolah, saat hari libur, bermain kasti menjadi satu alternatif kegiatan pengisi waktu luang. Pertandingan antar sekolah bahkan antar kecamatan sering diadakan.

 Selain bola kasti, ada satu lagi olah raga yang aku senangi meskipun aku tidak benar-benar ahli, yaitu bola volley. Bertanding dengan beberapa sekolah dan seringkali memenangkan pertandingan, membuatku lebih giat untuk berlatih. Meskipun postur tubuhku tidak terlalu tinggi, tetapi keberadaanku dalam team cukup diperhitungkan. Aku selalu menjadi pengoper /staper, karena aku memang tidak bisa melompat tinggi jika harus memberikan pukulan smash.

Terlebih, ada lapangan bolla volley di dekat rumah, membuatku semakin intens berlatih. Aku yang saat itu masih usia SD harus berlatih dengan para senior. Bertanding antar RT bahkan antar desa sudah seringkali aku ikuti waktu itu.

Sampai saat aku menginjak SMP dan SMA, aku masih konsen berlatih dan mengikuti pertandingan. Akan tetapi ketika sudah masuk bangku kuliah, aku sudah meninggalkan hobbyku tersebut. Sebenarnya sayang sekali meninggalkan hobby yang sudah dipupuk sejak kecil, tetapi karena aku lebih memilih konsen di bidang extra kampus dan akademis,maka waktuku memang sudah terkuras habis bila harus mengikuti banyak kegiatan.

Aku ingin sekali, kelak putra putriku ada yang menjadi atlit meskipun itu bukan profesi utama. Dan, aku selalu memberikan dorongan kepada mereka. Yang mulai kelihatan, anak lelakiku saat ini konsen di olah raga volley. Dia mengikuti itu atas dasar kesenangan nya sendiri, bukan paksaan dari kami selaku orang tua. Meskipun belum pernah mengikuti pertandingan, akan tetapi menurutku, giat berlatih dan menyenangi hobby itu sudah merupakan nilai plus dan sebuah langkah awal, karena waktunya masih panjang untuk bisa terus mengembangkan kemampuan.

Blitar, 10 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun