Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kembali (Harus) Bertahan di Tengah Pandemi

11 Juli 2021   08:46 Diperbarui: 11 Juli 2021   08:49 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

KEMBALI (HARUS) BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI COVID 19

Saat sekarang, hanya ada satu kata yang harus tetap tertanam dalam diri kita yaitu kata "survive" atau "bertahan". Bertahan dalam situasi yang semakin hari semakin tidak kita ketahui kapan akan berakhir. Cara bertahan antara orang yang satu dengan yang lain berbeda tingkatannya.

Bagi para petani, mereka harus bertahan dalam mempertahankan mendapat hasil panen yang bagus. Harus bertahan dengan harga hasil pertanian yang cenderung murah karena distributor tidak bisa menjual hasil panen ke luar daerah karena pemberlakuan PPKM. Sementara harga barang produksi dari pabrik relative mahal.

Bagi para pedagang, mereka harus bisa bertahan dengan cara mereka. Pedagang makanan harus memberlakukan aturan kepada para pembelinya untuk tidak makan di tempat tetapi harus dengan cara take away atau beli makanan tetapi untuk dibungkus dibawa pulang. Dan juga, mereka harus menutup lapak mereka maksimal jam 20.00  malam. Bagaimana coba, terutama bagi para pedagang makanan bawah tenda yang harus mulai buka warungnya setelah jam lima sore, tetapi jam delapan malam sudah harus tutup.

Lain lagi dengan para pendidik atau pengajar seperti saya. Saya harus memutar otak kembali, bagaimana bisa mengajar dengan baik dan apa yang akan saya berikan bisa sampai kepada peserta didik dengan baik. Anak-anak bisa belajar dengan semangat, dengan gembira meskipun harus dengan cara jarak jauh. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi. 

Tidak cukup hanya sekedar berpangku tangan atau sekedar melaksanakan kewajiban tanpa ada tanggung jawab moril didalamnya.  Mengikuti berbagai pelatihan adalah salah satu alternatif bagaimana memecahkan masalah tersebut. Karena ini memang pengalaman pertama bagi saya untuk mengajar secara online. 

Beberapa metode saya kaji, saya gali untuk kemudian saya usahakan untuk bisa saya terapkan dalam pembelajaran online yang harus saya berikan. Beberapa metode yang saya ambil antara lain pembelajaran menggunakan google classroom, pembuatan video pembelajaran, penggunaan video call group, bahkan telpon per peserta didik saya lakoni dengan tujuan supaya target mengajar saya terpenuhi. 

Berbicara tentang hasil, tentu saja hasilnyakurang maksimal dan akan beda dengan pengajaran menggunakan tehnik tatap muka. Pengajaran menggunakan tehnik online tidak bisa kita ketahui hasilnya secara tepat dan cepat. Karena menurut pengalaman, anak-anak di rumah akan bebas minta tolong kepada siapapun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan (karena saya juga menjadi wali murid)

Tapi, bagaimanapun, itulah kenyataan yang ada didepan kita. Kita harus bisa mengambil langkah tepat dan jitu untuk menyikapi keadaan yang terjadi. Karena, itu bukan kita saja yang mengalami tetapi seluruh dunia menghadapinya.

Masih berpikir dua kali untuk berkreasi? Yuk..kita pasti bisa ...

Bitar, 10 Juli 2021

Sri Endah M.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun