Cinta itu begitu rumit sebelum aku mengenalmu.
Setelah tahu kamu, tiba-tiba saja aku sangat mudah jatuh cinta berpuluh kali setiap harinya.
Dulunya aku pikir aku akan jatuh cinta pada pujangga yang menjadikan namaku sebagai diksi yang puitis.
Atau mungkin aku akan jatuh cinta pada orator ulung parlementer jalanan.
Atau pada lelaki kutu buku yang menyibukan diri berjam-jam untuk menghabiskan lembar-lembar usang di sudut kamar pengap.
Tapi nyatanya aku justru jatuh cinta pada lelaki yang tidak bisa merayu dan meramu diksi menjadi puisi.
Lelaki yang tidak banyak bicara dan sibuk dengan dunianya sendiri.
Lelaki yang tidak pernah terlihat menenteng selembar kertas buku karangan penulis favoritku.
Nyatanya jatuh cinta semudah melihatmu berdiam diri saja, semudah melihatmu menunduk saja, semudah melihatmu ada.
Sialan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H