Dengan berbekal pena, kertas, pun kenangan; Aku memulai tulisan ini.
Tulisan tentang yang telah sudah.
Untuk segala dusta, pun khianat; Aku memaafkannya.
Bukan karena aku telah rela, hanya saja hatiku butuh bahagia.
Desember, telah menyadarkan aku; Bahwa kau memang bukan untukku.
Datangmu dulu hanya sekedar singgah, bukan menetap.
Mungkin, salahku yang terlalu cepat mengambil kesimpulan; Menyuguhkan hati bukan kopi.
Mungkin, aku memang bukan sebaik-baik rumah untuk pulangmu.
Mungkin, bahuku terlalu ringkih untuk menjadi sandaranmu.
Terima kasih, untuk segala kasih; Dulu.
Berbahagialah, agar khianatmu tak sia-sia.
Semoga keluarga, pun semesta merestui.
Aku sudah memberi restu, tanpa diminta.
Ayong, 30 Desember 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H