Mohon tunggu...
Sri Bestari
Sri Bestari Mohon Tunggu... Freelancer - Riwayat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hai saya sri. Ibu rumah tangga keturunan Jawa

Selanjutnya

Tutup

Money

Stok Beras Berlebih Jangan Diekspor

21 Juni 2019   19:11 Diperbarui: 21 Juni 2019   19:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petuah bijak selalu mengingatkan kita untuk jangan terlalu percaya diri. Sayang, kondisi demikian justru yang mungkin saat ini tengah meliputi benak pucuk pimpinan Bulog, Budi Waseso alias Buwas.

BUMN yang dipimpinnya memang punya stok beras melimpah sekitar 2,1 juta ton di gudang-gudang penyimpanan. Belum lagi target penyerapan beras petani sebesar 1,8 juta ton untuk tahun ini. Alhasil Buwas pede menyatakan mau ekspor beras ke negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste.

Wacana ekspor itu sendiri menurut hemat banyak pihak kurang tepat. Sebab beras merupakan satu diantara sekian komoditi yang sangat rentan terhadap gejolak suplai di dalam negeri. 

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda bilang, beras yang ada di gudang Bulog lebih baik disimpan untuk mengantisipasi masa-masa paceklik, maupun kenaikan permintaan yang terjadi akibat gagal panen.

"Gagal panen ini yang tidak kita inginkan pastinya, tapi untuk antisipasi, lebih baik berasnya jangan diekspor dulu," kata Nailul seperti dilansir dari Republika, kemarin,

Masuk akal bukan? Beras merupakan komoditas utama bahan pokok masyarakat Indonesia. Apabila terjadi gejolak suplai di dalam negeri, tentu saja bakal menciptakan gejolak ekonomi yang besar. Tidak hanya itu, ketimbang diekspor, beras Bulog juga dapat berfungsi untuk digunakan sebagai penyaluran bantuan terhadap korban bencana.

Jangan lupa, secara geografis Indonesia merupakan negara dengan tingkat kerawanan bencana alam yang cukup tinggi. Bantuan-bantuan bahan pokok seperti beras sangatlah signifikan.

Komisioner Ombudsman RI Ahmad Alamsyah Saragih pernah angkat bicara soal ini. Ia mengingatkan Bulog untuk sangat berhati-hati soal ekspor beras. Adalah lebih bijaksana jika Bulog membentuk stock disposal policy atau kerangka kebijakan sisa cadangan sebelum memutuskan untuk mengimpor beras. Kebijakan ini bertujuan agar kegiatan ekspor tidak membuat stok dalam negeri berkurang di saat permintaan tinggi, sehingga bisa memicu kenaikan harga di pasaran.

Jangan sampai terjadi salah manajemen stok beras. "Seolah-olah di luar berjaya sebentar, tapi di dalam kelabakan," kata dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga angkat bicara soal rencana ekspor beras. Ia bilang, ekspor beras harus dilakukan secara kontinyu, bukan hanya sekali-sekali untuk terlihat hebat.

"Kalau bisa ekspor itu harus terus menerus. Itu baru ekspor namanya. Tapi kalau cuman sekali-sekali peristiwa ekspor, sudahlah lupakan," kata dia.

Rujukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun