Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan keterampilan bagi peserta didik untuk menghadapi realitas kehidupan sehari-hari. Bagaimana berperilaku dalam masyarakat, bagaimana berbicara dengan sopan, bagaimana bertoleransi dengan orang lain, bagaimana menghadapi kenaikan harga bahan bakar, listrik, dan lain sebagainya. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya menjadi orang yang ber-IQ tinggi, berkelakuan baik, dan menghormati orang lain? Prestasi akademik sering diprioritaskan. Namun, perlu kita ingat bahwa kesuksesan dalam hidup tidak selalu bergantung pada kemampuan akademik seseorang.
Menurut berbagai pendapat
Ada yang mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah tentang membuat siswa melakukan apa yang guru perintahkan. Hal semacam ini membawa kita pada penerapan sanksi dan sistem "reward and punishment" yang hanya bekerja sementara. Pemberian "hadiah dan hukuman" tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan kepribadian dalam jangka panjang. Selain itu, sistem hanya membuat siswa meniru guru mereka dan tidak melatih mereka untuk mengeksplorasi pengalaman hidup lebih lanjut. Eksplorasi memungkinkan siswa untuk mengalami tantangan dan kesulitan sendiri, menjadikan mereka individu yang pekerja keras, ulet, dan mandiri. Setiap siswa adalah pribadi yang unik. Jadi jangan mencoba mengubahnya menjadi salinan guru. Seperti yang dikatakan Ki Hajar Dewantara, tugas seorang guru adalah tut wuri handayani (mendorong dan membimbing dari belakang). Guru perlu mengurangi ego-nya dalam mempraktikkan pendidikan karakter. Guru dan siswa perlu sama-sama mengasah kemampuan dalam mengembangkan karakter yang baik.
Menurut penelitian Dr. Marvin Berkowitz, pakar pendidikan karakter dari University of Missouri di St. Louis. Lois -- Pendidikan karakter terbukti memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan motivasi siswa untuk berprestasi. Di beberapa kelas, terjadi pengurangan dramatis dalam perilaku negatif siswa yang menghambat kesuksesan akademik. Hal ini terjadi karena salah satu tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan karakter yang tegak lurus dengan nilai dan kaidah yang ada. Jika siswa memiliki integritas, maka mereka akan memiliki keyakinan terhadap potensi dirinya dalam menghadapi kesulitan belajar.
Bagaimana wujud pendidikan karakter itu?
Merujuk pada pendidikan karakter di sejumlah SD di Jepang. Setiap jam makan siang, para siswa sudah berbaris rapi di ruang makan, kemudian memberikan hormat kepada juru masak. Setelah selesai makan mereka membersihkan sendiri seluruh peralatan makan mereka lalu mengepel lantai secara beregu. Sebuah contoh nyata bagaimana pendidikan karakter sudah ditanamkan sejak usia dini. Benar-benar melatih siswa untuk disiplin, mandiri, dan mengerti tanggung jawab. Pendidikan karakter mencakup bidang-bidang seperti kognitif, afektif, sikap, dan tindakan. Harus bisa memberikan "asupan" tidak hanya pada tubuh, tapi juga pada jiwa berupa moralitas untuk menentukan sikap baik atau buruk atau benar dan salah. Pendidikan karakter harus dikembangkan dan dilaksanakan dengan mengacu pada grand design. Karena itu dalam mata pelajaran agama, misalnya, tidak hanya ditekankan pada aspek doa dan ibadah, tetapi juga pada bagaimana menerapkan ajaran agama secara otentik dalam kehidupan sosial masyarakat yang majemuk.
Pesan dalam story telling, merupakan salah satu cara ampuh untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada para siswa. Para siswa dapat secara bergantian membawakan story telling dalam acara di dalam kelas maupun acara-acara penting yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Di sini pesan pentingnya tidaklah secara masif diindoktrinasikan kepada para siswa, namun nilai-nilai moral yang baik dapat tertanam ke dalam hati dan pikiran mereka secara lembut. Inilah yang disebut sebagai pendekatan soft-selling dalam komunikasi pemasaran. Tantangan terutama bagi para guru memanglah berat. Akan tetapi, janganlah pendidikan karakter membuat kita menyerah dalam menerapkannya di tengah zaman yang penuh dengan gejolak negatif. Pendidikan karakter merupakan kunci membangun peradaban bangsa yang memanusiakan manusia.
Dengan demikian cara mewujudkan pendidikan karakter di sekolah yaitu seorang guru harus dapat memberikan teladan dan menjadi contoh bagi siswanya dalam segala hal. Jika siswa melihat guru bersikap baik, sopan dan ramah kepada orang lain maka siswa akan menirukannya. Cara mewujudkan pendidikan karakter siswa dapat dilakukan melalui hal-hal yang sederhana. Guru yang berkarakter positif akan lebih mudah mengembangkan karakter yang baik pada siswanya. Pembentukan karakter siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah yang kondusif.
Sri Ayu Ningsih mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Ahmad DahlanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H