Mohon tunggu...
Sri Ayu Lestari
Sri Ayu Lestari Mohon Tunggu... -

Assalamualaikum.!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Dalam Diam Part. 2

20 Mei 2012   13:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini Tata tak pergi sekolah karena dia sudah muak dengan kejadian semalam, Dia tak ingin sekolah lagi. Dia hanya menatapi luar jendela dengan tatapan kosong.

Hari ini pun Ayah tampak sangat bersemangat jualan karena hari ini hari ulang tahu anaknya. Tiba-tiba Bu Ratih, langganan ayah datang untuk membeli jualannya. Dengan menggunakan bahasa isyarat, Ibu Ratih berbicara “waahh… koq abang senenga banget??” Tanya bu Ratih. Ayah pun membalas “Hari ini adalah hari ulang tahun anakku”. Bu ratih berkata lagi “wahh… selamat yah. Beri salam buat anakmu”, ayah menjawab “terima kasih J “.

Ayah pulang dengan membawa sebuah kue tart simple untuk anaknya yang bagian atas bertuliskan ‘SELAMAT ULANG TAHUN!! Bahagialah selalu… Ayah mencintaimu.’ . Ia duduk di meja makan dan meletakkan kue itu di depannya. Dia mengambil selembar kertas catatan kecil dari sakunya dan mulai membacanya. Kertas itu terdiri atas kalimat-kalimat yang akan dia ucapkan nanti saat anaknya sudah meniup lilin kue tartnya. Dia pun latihan menggunakan bahasa isyarat yang sangat teliti “aku telah lahir sebagai orang yang bisu. Aku minta maaf soal itu. Aku tak bisa bicara dan mendengar seperti ayah yang lain. Tapi, aku ingin kau tahu betapa aku menyayangimu sepenuh hati.” Kemudian dia tersenyum dan yakin bahwa anknya akan senang dengan semua ini.

Tiba-tiba “BRUKKK” suara terjatuh dari kamar Tata. Ayah kemudian lari terbirit-birit menuju kamar Tata. Ayah mengetuk-ngetuk pintu kamar Tata yang terkunci tapi tak ada jawaban, ayah melakukannya lagi tapi hasilnya sama saja. Kemudian ayah mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu dan.... “brukk”… akhirnya terbuka. Saat pintu terbuka, Ayah melihat Tata tergeletak tak berdaya di lantai dengan banyak dari di bagian tangan. Dengan sigap, Ayah menggendong Tata keluar untuk membawanya segera ke rumah sakit, tapi bagaimana caranya?? Naik motor tak mungkin. Jadi, Ayah segera minta pertolongan ke tetangganya tapi tak ada juga yang bisa menolongnya. Dia berlarian terus-menerus sampai dia tak sanggup menggendong anaknya. Namun, seorang anak muda membawa mobil tiba dan berbaik hati mau menampung mereka ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Tata di angkut masuk ICU. Di luar, Ayah memohon kepada dokter agar menyelamatkan anaknya. Ayah berbicara kepada dokter, namun Dokter tak mengerti apa yang dikatakn Ayah karena dia tak mengerti bahasa isyarat. Lalu dokter memanggil suster yang dapat berbicara dengan ayah. Lalu ayah kembali berbicara, dan suster pun mengartikannya kepada dokter “ku mohon, jangan biarkan sesuatu terjadi pada anakku.”. lalu ayah berkata lagi “aku mempunyai rumah, aku mempunyai uang. Ambil lah semua itu… anak ku, jangan biarkan dia mati” lalu suster mengartikannya lagi. Ayah memohon dan menangis. Lalu ada suster yang muncul dari dalam ruang ICU dan berbicara pada Dokter “dia kehabisan darah, dok. Dia membutuhkan banyak sekali darah. Padahal stok darah di sini tak cukup”. Ayah bertanya pada suster yang sebelumnya apa yang terjadi, lalu suster itu memberitahukan kejadian sebenarnya pada Ayah. Dengan tatapan pasrah, Ayah menatap dokter lekat-lekat dengan matanya yang sudah memerah, dia memberikan tangannya dan berkata “ambillah darahku dan selamatkan anakku”. Tanpa banyak basa-basi, dokter menuruti kemauan Ayah segera.

**

Hari itu Tata bermimpi aneh, dia melihat dirinya saat kecil dulu. Ayah membelai rambutnya, memegang erat tangannya, memeluknya dengan erat, dan mencium pipinya. Setelah itu Ayah berdiri dan berjalan menuju sosok yang tak asing untuk Tata, yaitu Ibunya. Ayah dan Ibu Tata berjalan kedepan sampai menghilang dan Tata terbangun. Saat tata membuka matanya, ia bingung di mana ia sekarang. Seorang suster mendatanginya dan berkata “adek sudah sadar?? Syukurlah… “. Dia hanya menatapi suster dan melihat-lihat sekitar. Saat dia melihat arah samping kanan, dia melihat Ayah yang tertidur dengan wajah pucat tak berdaya. Dia kira ayahnya hanya tidur biasa, dia pun mengambil tangan ayahnya untuk membangunkannya. Dingin, itulah keadaan tangan Ayah. Dia menggoyang-goyangkan tangan ayahnya dan menyuruhnya bangun, tapi tak ada tanda-tanda bergerak dari ayah. “Ayah kenapa sus??” Tanya Tata pada suster akhirnya. “dia… dia sudah tiada. Samalam dia mendonorkan semua darahnya untuk adek karena tadi malam adeg kehabisa darah” jawab suster dengan lirih. Tata shock mendengar kata suster itu, dia mengalihkan pandanagn ke mayat ayahnya yang ada di sampingnya, dia memegang tangan ayahnya dan menangis. Dia sungguh menyesali perbuatannya, dia menyesali perbuatan bodohnya semalam, dan dia merasa bersalah karena tak sempat mengatakan “maaf” kepada ayahnya ini.

TAMAT

nb : inget... follow @cumii_Yumii

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun