Mohon tunggu...
Sri ayu Juliati
Sri ayu Juliati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karakteristik Unsur Boron dan Senyawanya

3 April 2024   20:02 Diperbarui: 3 April 2024   20:06 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uji senyawa boraks sampel Abon/dokpri

Asam borat dan boraks merupakan bahan yang sangat efektif untuk mengontrol dan mengeliminasi serangga dan jamur, dan juga bahan ini tidak berbahaya terhadap mamalia. Bahan ini beracun untuk kecoa, semut, larva dan beberapa jenis lain dari serangga. Asam borat bertindak sebagai racun perut mempengaruhi metabolism serangga, dan bubuk
kering.

Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan suatu zat padat kristal putih, kehijauan/keabuan, mengandung unsur boron, sedikit larut dalam air dingin tetapi sangat larut
dalam air panas.

Sifat-sifat dari senyawa boron
adalah:
a) Beracun terhadap jamur dan serangga perusak kayu tetapi tidak berbahaya bagi manusia dan ternak.
b) Dapat diaplikasikan dengan berbagai metodepengawetan.
c) Tidak korosif terhadap logam. (Prasetya, 2023).

Pangan merupakan kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi dan berkaitan dengan manusia bertahan hidup. Mengingat pentingnya kedudukan pangan, maka keamanan pangan perlu diperhatikan sebuah perhatian. Di Indonesia, keamanan pangan merupakan permasalahan kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, produsen, dan konsumen (masyarakat). Keamanan pangan dan mutu merupakan tanggung jawab produsen pangan, sedangkan pengawasan terhadap keamanannya pangan yang dijual di masyarakat menjadi tanggung jawab konsumen, dan kemudian
menegur dan mengawasi keamanan pangan yang beredar di masyarakat
tanggung jawab pemerinta. Pangan yang aman, bermutu, dan bergizi akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat hidup karena akan mempengaruhi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan
tingkat kesehatan masyarakat. Selain itu, juga dapat berdampak pada peningkatan jumlah penduduk
intelijen.  Pangan dikatakan aman apabila terbebas dari tiga hal, bebas dari fisik bahaya, bahaya biologis, dan bahaya kimia. Makanan dikatakan bebas dari bahaya kimia jika tidak mengandung bahan tambahan makanan berbahaya seperti boraks.
Salah satu penyebab keracunan makanan adalah karena adanya boraks yang terkandung di dalamnya
makanan yang dikonsumsi.
Saat ini, banyak produsen makanan yang menambahkan boraks ke dalam produknya, untuk meningkatkan keuntungan dengan produk pangan yang lebih menarik, tahan lama, lebih banyakkenyal, dan dapat memperbaiki tekstur. Boraks dapat secara efektif meningkatkan produk daya tahan, dan mencegah oksidasi pangan sehingga pangan tidak menjadi tengik
dengan cepat. Boraks mudah ditemukan oleh produsen dan dibeli dengan harga yang sangat rendah.
Boraks merupakan bahan kimia berupa natrium tetraborat (NaB4O7) dalam bentuk padat membentuk. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 menyatakan bahwa Boraks sebagai bahan tambahan pangan termasuk bahan kimia berbahaya dan beracun. Dikonsumsi boraks dapat menimbulkan gangguan kesehatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga dimanfaatkan sebagai bahan pangan aditif tidak diperbolehkan.  Boraks yang dikonsumsi meski dalam dosis rendah dapat menumpuk di dalam tubuh
dan memicu kanker, mengganggu sistem saraf pusat, dan merusak organ-organ tersebut seperti ginjal dan hati. Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi yaitu 5 g/kg BB berat badan anak-anak dan 10-20 g/kg berat badan orang dewasa dapat menyebabkan depresi, penurunan tekanan darah, keracunan, bahkan kematian. Boraks yang terkandung dalam makanan dapat dideteksi dengan bahan alami dan cara sederhananya, larutan kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami ada tidaknya kunyit karena kunyit mengandung zat aktif bahannya berupa kurkumin. Senyawa ini mampu menguraikan boraks berikatan menjadi asam borat dan mengikatnya pada kompleks warna rososianin (merah kecoklatan) dalam lingkungan asam, menyebabkan warna merah-oranye hingga merah pada produk makanan
mengandung boraks. (Mubarokah, dkk. 2023).

III.ALAT DAN BAHAN
A.Alat
1.Cawan Penguapan (3 buah)
2.Batang Pengaduk (1 buah)
3.Lampu Spiritus (1 buah)
4.Neraca Analitik (1 buah)
5.Gelas Ukur 10ml (1 buah)
6.Sudip (1 buah)
7.Penjepit Tabung (2 buah)
8.Pipet Tetes (2 buah)
B.Bahan
1.Boraks (Na2B4O7.10H2O)
2.Etanol (CH3CH2OH)
3.Asam Sulfat (H2SO4)
4.Kobalt (II) Sulfat (COSO4.6H2O)
5.Sampel Mie Tiaw
6.Sampel Mie Jagung
7.Abon Sapi

PROSEDUR
Uji Nyala Senyawa Boraks

1. Didalam cawan penguapan, campurkan 0,3 gram boraks dengan 3 mL H2SO4 dan 7 mL etanol. Aduk campuran tersebut sampai merata kemudian panaskan campuran tersebut dalam lembari asam atau tempat yang agak gelap. Amati warna nyala yang terjadi.

Uji Reaktivitas Senyawa Boraks

1. Kedalam cawan penguapan masukkan 0,5 gram senyawa boraks dan panaskan hingga meleleh dan terlihat bening seperti gelas.

2. Kemudian sesegera mungkin tambahkan 0,2 gram CoSO4.6H2O dan panaskan kembali. Amati perubahan yang terjadi!

HASIL
Hasil dari uji senyawa boraks
Pada uji sampel mie tiaw + 3ml H2SO4+7ml etanol menghasilkan warna biru
Pada uji sampel mie jagung + 3ml H2SO4+7ml etanol menghasilkan warna biru
Pada uji sampel abon+ 3ml H2SO4+7ml etanol menghasilkan warna biru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun