Ada berbagai strategi untuk memerangi terorisme (Astuti 2008):
A. Strategi tersebut mengutamakan bukti nyata, dengan fokus pada penggunaan bukti yang
menunjukkan konsekuensi negatif dari perilaku teroris untuk meningkatkan kesadaran
akan konsekuensi serius dari tindakan tersebut. Lahir pada tahun,
B. Strategi ini melibatkan pengurangan dan penerimaan norma-norma baru (pendidikan
ulang normatia), yang mengarah pada pemberian dan adaptasi norma-norma baru yang
mendorong perilaku baik dan menghindari tindakan yang merugikan orang lain. Strategi
yang menekankan perubahan pribadi (usaha koersif) bertujuan untuk memotivasi orang
untuk mengubah perilakunya dengan mendorong mereka untuk belajar bahwa
merugikan orang lain adalah salah dan tidak dapat diterima.
Program anti-intimidasi di sekolah masih menjadi masalah serius di Indonesia. Departemen