Mohon tunggu...
Sri Arum Anjan Lestari
Sri Arum Anjan Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teori Empati Martin Hoffman|Perkembangan Moral dan sosial teori

18 Januari 2025   07:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kemampuan ini memengaruhi hubungan sosial dan moral manusia. Salah satu teori penting yang menjelaskan empati adalah teori dari Martin Hoffman. Sebagai seorang psikolog, Hoffman mengembangkan pemahaman tentang bagaimana empati tumbuh dan membentuk perilaku manusia sejak dini.

Definisi empati menurut Hoffman

Menurut Martin Hoffman, empati kemampuan seseorang untuk merasakan emosi yang dialami orang lain. Empati juga merupakan sifat kepribadian yang relatif stabil. 

Hoffman juga mengembangkan teori empati yang menggambarkan perkembangan empati Hoffman juga berpendapat bahwa empati dapat mengarah pada perilaku yang benar secara moral.

orang lain dengan menganalisis situasi yang terlibat atas seseorang secara konteks maupun latar belakangnya.

orang lain dengan menganalisis situasi yang terlibat atas seseorang secara konteks maupun latar belakangnya.

Tahap perkembangan Empati Menurut Hoffman

1. Global Empathy

Empati ini biasanya akan dirasakan oleh semua orang ketika diletakkan dalam sebuah situasi yang sama ketika ia baru saja dilahirkan. Empati ini juga tidak dapat dibedakan antara perspektif diri dan orang lain. Kondisi empati ini biasanya terjadi pada bayi yang baru saja lahir. Contohnya ketika dalam suatu situasi di ruang bersalin di rumah sakit, dan terdapat bayi-bayi yang memiliki perasaan yang sama.

2. Egosentric Empathy

Empati ini terdapat pada anak yang berusia 6 bulan hingga 1 tahun. Anak biasanya belum merasakan adanya ketakutan terhadap orang lain dan masih memiliki perspektif yang sama dengan orang lain. Anak masih belum mampu membedakan emosi diri dan emosi orang lain tetapi tidak lagi dipengaruhi oleh emosi orang lain. Anak ketika melihat emosi dari orang lain maka akan mengambilnya sebagai emosi miliknya, kemudian berkelakuan seolah-olah dirinya sendiri yang mengalami situasi tersebut. Contohnya : apabila seorang anak A menangis, maka anak lain akan berlari ke arah ibunya dan memegang tangan ibunya. 3.Empathy for another's feelings

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun