Mohon tunggu...
Sri Ardana
Sri Ardana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi PIAUD UIN SU-19

Dengan berkarya kamu bisa mengenal berbagai rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jerit Tangis Sang Malam

1 September 2022   20:32 Diperbarui: 1 September 2022   20:31 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerit Tangis Sang Malam

Bisakah sejenak menjadi air yang menyejukkan?
Bisakah sejenak menjadi api yang menghangatkan?
Bisakah sejenak menjadi harapan doa yang terlangitkan?
Bisakah sejenak menjadi angin yang dirindukan?
Bisakah sejenak menjadi payung yang meneduhkan?

Bisakah sejenak menjadi genggaman dikala tangan-tangan kian rapuh?
Dikala air mata kian sepuh?
Dikala kaki kian melepuh?
Dikala arah kian riuh?
Dikala dekapan kian menjauh?
Dikala jerit tangis kian sendu?
Teori kata yang berdebu dikala harap kian beradu

Pulang...
Jalan pulang yang dirindukan
Terukir rindu mencari nama pemain layar kehidupan
Mengusik malam yang kelabu
Hening kening damai
Tenang kenang sepi

Medan, 01 September 2022
Sri Ardana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun