Aku memilih menepi di pinggir jalan yang sepi
Menatap jalan yang penuh misteri
Memandang hidup yang tak ada garis henti
Jalan kemarin yang dilalui, memberi penjelasan dari suatu pertanyaan
Tuhanku...
Kedua tanganku kini mulai menyentuh wajahku Â
Merayu diri-Mu sambil tersipu malu
Tapak kakiku kini mulai rapuh
Air mataku tak lagi jatuh, hanya merengek bersyahdu pilu
Tuhanku
Harap demi harap telah ku langitkan
Kusandingkan antara usaha dan doa
Agar tak berujung rasa kecewa
Tuhanku
Malam ini sebagai saksi
Dinginnya angin menusuk diri
Ambil detak nadiku dikala aku telah mendapatkan cinta dari-Mu
Medan, 26 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H