Mohon tunggu...
Sri Anjani
Sri Anjani Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hilir Jagung yang Dilupakan Mentan

1 November 2018   16:29 Diperbarui: 1 November 2018   16:30 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah mengklaim bahwa jagung adalah salah satu komoditas pertanian Indonesia yang mengalami surplus di tahun 2018. Data dari Kementan menyebutkan bahwa produksi jagung mencapai 30.43 juta ton dengan konsumsi 15.56 juta ton. 

Logikanya, Indonesia memiliki surplus jagung sebesar 14.87 juta ton. Hukum supply, demand, dan harga, tentu saja berlaku di sini. Persediaan jagung tinggi, permintaan tetap, harga pun turun.

Tetapi, yang terjadi adalah teriakan peternak tentang harga jagung yang mahal. Lihat saja contohnya di Blitar. Sempat terjadi unras oleh peternak ayam. 

Mereka menuntut pemerintah menurunkan harga jagung untuk pakan ternak. Berdasarkan  Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, harga acuan jagung adalah Rp 4000/kg. Kenyataan di lapangan, harga jagung mencapai Rp 5380/kg. Ini masih harga jual petani. Harga jual eceran di pedagang sendiri mencapai Rp 6320/kg.

Mentan Amran mengakui Ihwal kelangkaan pasokan jagung dan tingginya harga untuk pakan ternak. Beliau menyatakan bahwa kelangkaan adalah permasalahan distribusi dan permasalahan telah teratasi. Tapi, harga jagung seharusnya tidak menjadi masalah melihat surplus jagung yang sangat besar.

Distribusi jagung [meme pribadi]
Distribusi jagung [meme pribadi]
Seandainya pernyataan Mentan tentang kelangkaan jagung benar-benar hanya karena masalah distribusi, bukan berarti itu bukan permasalahan Kementan. Apa gunanya Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan dari BKP Kementerian Pertanian yang memiliki visi memantapkan sistem distribusi?

Kementerian Pertanian bertugas mengurus masalah pertanian dari hulu ke hilir, tidak hanya hulu produksi yang seharusnya menjadi fokus Mentan. Selama ini, klaim surplus komoditas pertanian lebih banyak memenuhi rapor wangi dari kinerja Kementan. Apakah surplus ini sampai dengan efektif dan efisien ke tangan konsumen? Tidak. Kenaikan harga jagung seharusnya telah menjadi jawaban.

Sumber berita

Sumber berita

Percakapan ayam. [meme pribadi]
Percakapan ayam. [meme pribadi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun