Mohon tunggu...
Sri Aningsih
Sri Aningsih Mohon Tunggu... Guru - guru

menulis adalah hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peluang dan Tantangan Pengelolaan BUMDes di Era Society 5.0

22 Oktober 2024   09:51 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Era Society 5.0 mengacu pada fase sistem revolusi sosial-ekonomi di mana teknologi digital seperti kecerdasan buatan , Internet of Things dan big data terlibat dalam pemecahan masalah sosial dan ekonomi. BUMDes, sebagai mitra yang sangat penting dalam menumbuhkan jalan pembangunan desa sekaligus memacu ekonomi desa, dalam hal ini, akan diulas tentang peluang maupun tantangan yang dihadapinya di  Era 5.0. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mencari tahu peluang dan tantangan pemerintah dalam konteks BUMDes dalam memasuki era Society 5.0. Melalui penelitan literatur dan studi kasus, dimulai dengan paparan umum tentang peluang dan tantangan dari Era Society 5.0. Sesungguhnya saat ini, meskipun ada lebih banyak aksesibilitas atas pembobotan usaha karena kemajuan teknologi, namun tantangan semisal keterbatasan infrastruktur asrama digital dan kapasitas sumber daya manusia menjadi tantangan yang harus diatasi.

Pendahuluan

Era Society 5.0 menjadi jawaban atas peningkatan teknologi manusia sebagai pusat perkembangan. Konsep ini menekankan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk Indonesia, BUMDes berperan dalam pengembangan ekonomi komunitas, serta menjadi motor ekonomi pertama di desa. Dengan masuknya Indonesia ke era digital dan Society 5.0, terdapat peluang bagi BUMDes untuk memanfaatkan teknologi, namun di sisi lain, muncul pula tantangan yang perlu dihadapi.

Majunya suatu negara tergantung pada desanya, karena suatu negara tidak maju maka tidak mungkin negara tersebut maju, tanpa kabupaten/kota yang maju maka tidak akan ada provinsi, dan tanpa desa/kota yang maju tidak akan ada kabupaten/kota. Keuntungan dari adanya desa dapat berkompetensi secara global melalui pemanfaatan hasil potensi-potensi desa yang mampu mendorong perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, salah satunya pemerintah membentuk program yang dapat mendukung pembangunan desa yaitu dengan adanya BUMDes. BUMDes salah satu lembaga yang dibentuk melalui pemerintah serta masyarakat untuk mengatur perekonomian di tingkat desa. Tujuan BUMDes didirikan untuk mengembangkan wilayah desa, yang dicapai melalui adanya program peningkatan produktivitas untuk pemberdayaan masyarakat serta keragaman sebuah usaha di pedesaan, menyediakan fasilitas yang dapat membantu perekonomian desa, membentuk dan mempertahankan lembaga yang dapat mendorong adanya rantai produksi serta perdagangan untuk optimalisasi SDA, serta mendorong tumbuhnya perekonomian di pedesaan.

Peluang Usaha BUMDes di Era Society 5.0

  • Pemanfaatan Teknologi untuk Efisiensi Operasional

Teknologi seperti cloud computing, IoT, dan kecerdasan buatan dapat diintegrasikan dalam operasional BUMDes untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Contoh pemanfaatannya termasuk sistem manajemen persediaan otomatis dan aplikasi keuangan yang dapat diakses oleh pengelola BUMDes untuk mengoptimalkan kinerja usaha.

  •  Ekspansi Pasar melalui E-commerce

Dengan semakin terjangkaunya akses internet di pedesaan, BUMDes memiliki peluang untuk memperluas pasar melalui platform e-commerce. Produk-produk lokal desa yang sebelumnya hanya dipasarkan secara lokal kini bisa dipromosikan dan dijual ke pasar nasional, bahkan internasional.

  • Pengembangan Pariwisata Berbasis Digital

Banyak desa di Indonesia memiliki potensi wisata yang belum tergarap optimal. Dengan bantuan teknologi, BUMDes dapat memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan destinasi wisata desa, mengelola pemesanan wisata, serta memberikan layanan yang lebih personal kepada pengunjung melalui aplikasi berbasis AI.

Tantangan BUMDes di Era Society 5.0

  • Keterbatasan Infrastruktur Digital

Salah satu tantangan terbesar adalah belum meratanya akses internet dan infrastruktur digital di banyak desa. Hal ini membatasi kemampuan BUMDes dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan usaha. Pengembangan infrastruktur digital yang lebih merata menjadi salah satu prioritas untuk memastikan desa-desa tertinggal juga bisa berpartisipasi dalam era digital.

  • Kurangnya SDM yang Terampil dalam Teknologi

Tantangan lain yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang paham teknologi. Meskipun peluang pemanfaatan teknologi sangat besar, tanpa SDM yang mampu mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi tersebut, inovasi di BUMDes akan sulit dilakukan.

  • Regulasi dan Kebijakan yang Belum Optimal

Peraturan yang mendukung pengembangan ekonomi digital di tingkat desa masih perlu ditingkatkan. Selain itu, birokrasi yang panjang juga bisa menghambat inovasi yang coba dilakukan oleh BUMDes dalam memanfaatkan teknologi baru.

Strategi Mengatasi Tantangan

  • Penguatan Pelatihan Teknologi

Pemerintah dan pihak swasta perlu berkolaborasi untuk memberikan pelatihan teknologi bagi pengelola BUMDes. Program-program pengembangan kapasitas ini harus fokus pada pemahaman tentang e-commerce, digital marketing, dan manajemen usaha berbasis teknologi.

  • Kolaborasi dengan Pihak Swasta dan Pemerintah

Kolaborasi dengan penyedia layanan teknologi, pemerintah, dan lembaga non-pemerintah dapat membantu BUMDes mengatasi keterbatasan infrastruktur dan meningkatkan akses terhadap solusi digital yang terjangkau.

  • Adaptasi dan Inovasi Berkelanjutan

BUMDes perlu mengembangkan budaya inovasi dan adaptasi terhadap teknologi baru. Ini bisa dilakukan dengan memperkenalkan model bisnis yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan di era digital.

Kesimpulan

Era Society 5.0 menawarkan peluang besar bagi BUMDes untuk berkembang melalui pemanfaatan teknologi digital, namun tantangan signifikan masih menghalangi implementasinya secara menyeluruh. Dengan strategi yang tepat, seperti penguatan infrastruktur digital, peningkatan kapasitas SDM, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, BUMDes dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Penulis:Sri Aningsih

Mahasiswa Magister Manajemen  Fakultas Ekonomi

Referensi

Putri Yuni Astuti , Yuri Fitriyani Tamala, Ade Yunita Mafruhat:Universitas Islam Bandung. Jurnal Nuansa Akademik

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (2023). "Panduan Pengelolaan BUMDes di Era Digital".

Nugraha, D. (2023). "Digitalisasi dan Transformasi Ekonomi Desa: Studi Kasus BUMDes di Jawa Tengah". Jurnal Ekonomi Pembangunan.

Sugiharto, A. (2022). "Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Desa melalui BUMDes di Era Teknologi 4.0". E-Jurnal Inovasi dan Manajemen Desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun