Mohon tunggu...
Sriani Magdalena
Sriani Magdalena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

some information to u :))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waspada! Bisnis sama Teman Rawan Konflik, Nih Tipsnya

8 Desember 2020   19:20 Diperbarui: 8 Desember 2020   19:34 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, banyak sekali anak remaja yang mulai membangun usaha dengan motif untuk belajar mandiri dan tidak bergantung pada keluarga. Nah, dengan adanya perkembangan IPTEK remaja banyak memanfaatkan teknologi untuk memulai membuka usaha seperti yang trend saat ini yaitu bisnis online. Hanya bermodalkan gadget, kita bisa mulai berbisnis dengan strategi untuk menjadi reseller dari salah satu e-commerce. 

Terdapat opini dalam menjalankan bisnis yaitu kita perlu bermitra untuk mengembangkan usaha yang telah dibangun. Mencari partner bisnis tak semudah menjalin pertemanan. Nah, kebanyakan remaja sekarang ini membangun bisnis dengan teman sendiri. Hal ini dikarenakan teman itu telah mengenal kita sehingga dapat diajak bekerjasama dengan baik. 

Namun, dibalik itu ada risiko terciptanya konflik dalam melakukan bisnis. Misalnya ketika bisnis itu mendatangkan profit yang melebihi dari target. Masalah keuangan merupakan hal yang sensitif bagi pelaku bisnis. Keegoisan kedua belah pihak akan muncul dalam situasi ini. 

Eisenhardt et al (dalam Wartini, 2015:71) berpendapat bahwa untuk menjaga kinerja sesama partner bisnis pada sebuah usaha dibutuhkan suatu strategi manajemen konflik, seperti :

1. Menghidari (Avoiding)
Seseorang atau organisasi cenderung untuk menghindari terjadinya konflik. Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka.
2. Mengakomodasi (Accomodating)
Anggota tim mau mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentingan pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang diperoleh.
3. Mengkompromikan (Compromising)
Penyelesaian konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution).
4. Berkompetisi (Competing)
Pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik, dan pada akhirnya harus ada pihak yang rela dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win- lose solution).
5. Mengkolaborasikan (Collaborating)
Pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama memperoleh hasil yang memuaskan, karena mereka justru bekerjasama secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain, sehingga kepentingan kedua pihak tercapai (menghasilkan win-win solution).

Nah, untuk konflik yang ditimbulkan masalah keuangan bersama partner bisnis, dapat melakukan manajemen konflik dengan cara mengkolaborasi (collaborating). Manajemen konflik ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dan dengan manajemen konflik ini akan memperoleh hasil yang memuaskan sehingga masalah keuangan tersebut dapat teratasi. Sebaiknya, konflik ini diatasi di awal memulai bisnis. Terciptanya kesepakatan atau perjanjian kedua belah pihak tentang keuangan akan membuahkan proses bisnis yang baik. 

So, jangan takut untuk memulai bisnis!

DAFTAR PUSTAKA :

Wartini, S. (2015). Strategi manajemen konflik sebagai upaya meningkatkan kinerja teamwork tenaga kependidikan. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 6(1), 64-73

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun